Dari Wartawan, Akhirnya 46 Tahun Aqua Mengalirkan Kebaikan

aqua
Aqua (Foto: Fadmin Malau)

Oleh: Fadmin Malau

Aqua, produk Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang kini sangat familier di telinga masyarakat. Faktanya hampir semua orang kenal dengan AMDK Aqua. Begitu familiernya bila ingin air minum dalam kemasan biasanya menyebut dengan sebutan Aqua.

Aqua merek dagang untuk air minum dalam kemasan yang diproduksi PT Aqua Golden Mississipi. AMDK adalah air yang telah diproses, tanpa bahan pangan lainnya dan bahan tambahan pangan, dikemas serta aman untuk diminum. Selama 46 tahun perusahaan air mineral minuman kemasan terbesar dan tertua di Indonesia itu berhasil merebut pangsa pasar serta mengalirkan kebaikan bagi masyarakat dengan menjalankan bisnis berkelanjutan yang ramah lingkungan guna mendukung kesehatan masyarakat.

Dalam perjalanan 46 tahun mewujudkan visi one planet, one health guna merefleksikan kesehatan masyarakat dari planet yang dihuni manusia, bumi. Misinya membawa kesehatan sebanyak mungkin orang untuk hidup sehat, memiliki kesinambungan antara kesehatan lingkungan dan kesehatan masyarakat. Berkomitmen menjadi pemain aktif dalam membantu masyarakat melalui akses kepada produk guna menghindari hidrasi dan berinisiatif bagi kesejahteraan sosial.

Mewujudkan visi misi dengan tiga pilar utama yakni pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasional sebagai pilar komunitas. Pentingnya menjaga kelestarian bumi dan lingkungan mencakup perlindungan sumber daya air, pengurangan CO2 serta optimalisasi kemasan dan pengumpulan sampah kemasan sebagai pilar lingkungan. Peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar wilayah operasional melalui penguatan kelembagaan ekonomi lokal dan pembinaan terhadap UMKM sebagai pilar ekonomi.

Akhirnya 46 tahun Aqua mengalirkan kebaikan, siapa sebenarnya pendiri Aqua yang kini memiliki pangsa pasar besar di Indonesia. Belum banyak orang yang tahu bahwa 46 tahun yang lalu, seorang wartawan dan pemimpin redaksi dari sebuah suratkabar sangat berpengaruh di Indonesia kala itu mendirikan perusahaan industri air minum yang dapat langsung diminum. Dia adalah Tirto Utomo.

Tirto Utomo adalah wartawan dan Pimpinan Redaksi Harian Sin Po dan majalah Pantja Warna. Lelaki kelahiran Wonosobo pada 8 Maret 1930 itu mendirikan perusahaan bernama PT. Golden Mississipi di Pondok Ungu, Bekasi sebagai pelopor perusahaan AMDK pertama di Indonesia.

Disamping sebagai wartawan dan pemimpin redaksi, Tirto Utomo juga mahasiswa di Universitas Gadjah Mada. Kuliah sambil bekerja sebagai wartawan dan Pimpinan Redaksi Harian Sin Po dan majalah Pantja Warna. Akhirnya pada tahun 1959 Tirto Utomo berhenti sebagai pimpinan redaksi Harian Sin Po.

Tirto Utomo berhasil meraih Sarjana Hukum tahun 1960 dan lulus dari lamaran kerja di Pertamina yang mana pada tahun 1960 masih bernama Perusahaan Minyak Nasional (Permina) sebagai cikal bakal Pertamina hari ini.

Baca Juga :  Pembangunan Terminal 5 Bandara Changi Dimulai Tahun 2025

Awal bekerja di Permina ditempatkan di Pangkalan Brandan, Provinsi Sumatera Utara ibukotanya Medan. Berkat kerja keras, ketekunan dan pantang menyerah Tirto Utomo berhasil menjadi Deputy Head Legal dan Foreign Marketing.

Ada cerita menarik yang dialami Tirto Utomo yang boleh jadi menjadi inspirasi lahirnya Aqua, ini mungkin saja terjadi, membaca buku yang ditulis M. Ma’ruf yakni buku berjudul “50 Great Bussines Ideas form Indonesia,” menulis tahun 1971 ketika Tirto Utomo Deputy Head Legal dan Foreign Marketing PT. Pertamina melakukan negosiasi kontrak kerjasama dengan perusahaan dari Amerika Serikat.

Kontrak kerjasama dengan perusahaan dari Amerika Serikat sempat terkendala disebabkan isteri delegasi dari Amerika Serikat itu mendadak kena diare. Diduga disebabkan meminum air yang kurang bersih. Bisa jadi isteri delegasi dari Amerika Serikat itu tidak biasa mengkonsumsi air sumur yang direbus. Dari peristiwa itu Tirto Utomo bertekat bagaimana bisa menyediakan air mineral atau air minum kemasan yang steril untuk semua orang.

Kala itu sudah ada air mineral kemasan yang diproduksi Perusahaan Polaris di Thailand. Kemudian Tirto Utomo meminta adiknya Slamet Utomo untuk magang atau belajar tentang air mineral dalam kemasan ke perusahaan Polaris di Thailand.

Dari pengetahuan yang diperoleh Slamet Utomo hasil belajar tentang air mineral dalam kemasan ke perusahaan Polaris di Thailand itu sekembali di Indonesia mendirikan pabrik air mineral kemasan pada tahun 1973 di Bekasi. Modal awal Rp150 juta dengan nama perusahaan PT. Golden Mississippi dan merek produknya Puritas.

Merek produknya Puritas dan kemudian berganti menjadi Aqua. Ketika Tirto Utomo masih menjadi wartawan dan pemimpin redaksi Harian Sin Po dan majalah Pantja Warna tahun 1950 memiliki nama samaran A Kwa yang mana nama asli Tirto Utomo adalah Kwa Sien Biauw.

Ketika menjadi wartawan nama samaran A Kwa sangat popular dengan karya-karya tulisnya dan muncul ide membuat nama atau merek produk air kemasan bernama Aqua, mirip dengan nama samaran Tirto Utomo yang terkenal itu.

Keinginan membuat nama Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) bernama Aqua diperkuat seorang Konsultan Indonesia Eulindra Lim, menyarankan memberi nama Aqua sebagai merek dagang AMDK karena katanya Aqua maknanya adalah air dan Aqua mudah diucapkan setiap orang.

Tekat Tirto Utomo sangat kuat untuk mengembangkan produk AMDK di Indonesia sehingga memilih untuk pensiun dini dari PT. Pertamina agar lebih fokus pada perusahaan miliknya. Akhirnya, produk pertama Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca berukuran 950 ml dengan harga Rp75 per botol.

Baca Juga :  Vaksin Johnson and Johnson Masuk Indonesia Bulan Depan

Keberanian Tirto Utomo sangat hebat sebab ketika Aqua diluncurkan dalam bentuk kemasan botol kaca berukuran 950 ml dengan harga Rp75 per botol pada saat itu minuman ringan berkarbonasi sangat popular dan disenangi banyak orang yakni minuman ringan berkarbonasi seperti Cola Cola, Sprite, 7 Up dan Green Spot.

Ada kecemasan untuk dapat bersaing dengan air minum dalam kemasan. Kecemasan itu karena hanya menjual air putih tanpa warna dan rasa. Sementara yang disenangi saat itu adalah minuman ringan berkarbonasi yang memiliki beragam rasa.

Awal munculnya Aqua banyak yang heran dan menganggap aneh, air putih tanpa rasa mengapa harus dijual. Namun, Tirto Utomo tetap maju dengan keyakinannya, hampir 10 tahun berlalu, AMDK Aqua semakin dikenal masyarakat dan Tirto Utomo kembali mendirikan pabrik kedua Aqua di Pandaan, Provinsi Jawa Timur.

Pada tahun 1985, Aqua menemukan bentuk kemasan baru berbentuk botol plastik (PET) berukuran 220 ml. Munculnya kemasan Aqua dalam bentuk botol plastik menambah minat konsumen sebab dinilai lebih berkualitas, lebih aman untuk dikonsumsi dan praktis, mudah dibawa kemana saja, kapan saja.

Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) menjadi terdepan bila kemasannya memiliki kualitas yang baik dan ramah lingkungan. Untuk itu tahun 1993 Aqua grup menyelenggarakan program Aqua Peduli dengan melakukan daur ulang botol plastik kemasan menjadi materi yang dapat digunakan kembali. Dua tahun berikutnya, tahun 1995, Aqua Grup menjadi produsen air mineral pertama yang menerapkan sistem produksi in line di pabrik Mekarsari.

Satu keberhasilan yang patut diapresiasi dimana produksi in line merupakan sebuah sistem pemrosesan air dan pembuatan kemasan dilakukan secara bersamaan dan Aqua melakukan itu. Sistem produksi in line memungkinkan botol Aqua yang baru dibuat dapat segera diisi air bersih pada akhir atau ujung proses produksi sehingga proses produksi menjadi lebih higienis karena minim campur tangan manusia.

Perkembangan AMDK Aqua semakin pesat, tahun 1990, Aqua melakukan penawaran saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) di bursa saham. Satu keberhasilan luar biasa Aqua menjadi milik publik sampai saat ini meskipun Tirto Utomo sebagai pendiri Aqua telah meninggal dunia pada tahun 1994 lalu.

Aqua semakin jaya dan tahun 1998, terbentuk aliansi strategis antara PT Tirta Investama dengan Danone melalui Danone Asia Holding Pte. Ltd sebagai minority shareholder. Mayoritas saham PT Aqua Golden Mississippi diakuisisi oleh perusahaan multinasional asal Prancis, Danone melalui Danone Asia Holding Pte. Tirto Utomo sebagai pendiri Aqua tetap memegang saham di Aqua lewat PT Tirta Investama. Kemudian PT Tirta Investama, PT Aqua Golden Mississippi dan PT Tirta Sibayakindo bersinergi sebagai Grup Aqua.

Baca Juga :  Taiwan : China Ambil Pelajaran Dari Invasi Rusia Ke Ukraina

Tiga pilar utama dalam visi misi Aqua yakni pemberdayaan dan kesejahteraan masyarakat sekitar wilayah operasional sebagai pilar komunitas telah menghidupi puluhan ribu jiwa pekerja. Peningkatan kualitas hidup masyarakat sekitar wilayah operasional melalui penguatan kelembagaan ekonomi lokal dan pembinaan terhadap UMKM sebagai pilar ekonomi.

Dalam menjaga kelestarian bumi dan lingkungan mencakup perlindungan sumber daya air, pengurangan CO2 serta optimalisasi kemasan dan pengumpulan sampah kemasan sebagai pilar lingkungan juga telah terwujud dimana masyarakat menilai Aqua produk ramah lingkungan.

Mengacu pada survei Katadata Insight Center (KIC) tahun 2021 lalu tentang Persepsi Konsumen Terhadap Produk Berkelanjutan menunjukkan secara umum masyarakat memiliki keinginan yang cukup besar untuk membeli produk ramah lingkungan.

Berdasarkan hasil survei KIC itu merek air kemasan Aqua merupakan produk air minum dalam kemasan paling diingat masyarakat sebagai produk ramah lingkungan. Dalam persepsi ramah lingkungan, skor Aqua mengalahkan merek lain selain Aqua.

Survei juga memperlihatkan dampak terhadap lingkungan dan kesehatan mulai menjadi faktor bagi konsumen ketika membeli produk. Dari hasil survei, sebanyak 20,3% konsumen mempertimbangkan dampak lingkungan dan kesehatan ketika membeli suatu produk. Survei dilakukan secara daring pada 30 Juli hingga 1 Agustus 2021 itu dalam rangka kegiatan Sustainability Action for the Future Economy (SAFE) 2021 dengan tujuan membahas masalah serta solusi pembangunan ekonomi berkelanjutan.

Bagi Aqua syarat utama menjadi produk berkelanjutan adalah produk ramah lingkungan dari produksi, bahan baku sampai kemasan. Hal itu yang dipikirkan pendiri Aqua Tirto Utomo 46 tahun lalu ketika masih Deputy Head Legal dan Foreign Marketing PT. Pertamina ketika melakukan negosiasi kontrak kerjasama dengan perusahaan dari Amerika Serikat.

Kontrak kerjasama dengan perusahaan dari Amerika Serikat sempat terkendala disebabkan isteri delegasi dari Amerika Serikat itu mendadak kena diare. Diduga disebabkan meminum air yang kurang bersih. Bisa jadi isteri delegasi dari Amerika Serikat itu tidak biasa mengkonsumsi air sumur yang direbus. Dari peristiwa itu Tirto Utomo bertekat bagaimana bisa menyediakan air mineral atau air minum kemasan yang steril untuk semua orang.

Kini keinginan Tirto Utomo sang wartawan dan Pimpinan Redaksi Harian Sin Po dan majalah Pantja Warna itu terwujud, Aqua mengalirkan kebaikan dengan menyediakan air mineral atau air minum kemasan yang steril untuk semua orang.@

***

Tulisan ini diikutsertakan pada Danone-Aqua Journalist Writing Competition 2022

Bagikan :
Scroll to Top