Oleh: Nurdin Ahmad Tanjung
Barus adalah sebuah bandar kuno yang berada dipantai Barat Sumatera, Pada melenium I dan awal melenium ke II M, Barus merupakan sebuah bandar penting di Nusantara Sebagai mana diberitakan oleh Claudius Petolemeus, Dalam buku nya berjudul Geographyke Hyphegesis Penting nya bandar ini disebabkan Barus memiliki berbagai komoditas rempah terbaik dunia. Diantara rempah – rempah terbaik itu adalah , Drio ballanops Aromatica sebuah andemi atau champor terbaik (kapur Barus pent) yang tumbuh didaerah hutan Tropis , selain Champor, Barus juga banyak menghasil kan Kemenyan, . Dalam catatan salah seorang pedagang Arab Ibn al-Faqih pada tahun 902 M, bahwa Fansur (Barus ) merupakan sebuah Pelabuhan besar dipantai barat yang menghasilkan cengkeh, kapur (kapur barus pent), kayu cendana dan pala.
Sulaiman al-almahri yang juga seorang pedagang Arab melokasikan Fansur dipantai barat Sumatera berada diantara Pelabuhan Singkel dan Pariaman diseberang Niha (Nias Pent) dan sedikit arah Selatan pulau Banyak. Dalam berita Cina disebutkan tempat ini dengan nama Po-lu . Namun, walau pun telah sejak lama rempah -rempah ini diperdagangkan sebagai barang -barang mewah tapi tidak ada catatan resmi atau sumber -sumber tertulis sejak kapan rempah- rempah ini mulai diperdagangkan kecuali hanya sebuah Catatan tertua dari dinasti Cina Selatan abad VI M. Dalam cacatan itu disebutkan bahwa salah satu produk dari Lang-ya -Shiu diwilayah semenanjung adalah Farfum Polu.
Para pakar Sejarah mengidentifikasikan Polu sebagai terjemahan toponimi Barus yang lakasi nya terletak dipantai barat Sumatera Utara . Selain itu dalam berita tertulis lainya berupa kitab Yu-yang -tsa – tsu abad IX M. Menyebut kan Ku-P’o-lu (kapur Barus ) dan kitab Chau ju-kua yang berasal dari pada abat XIII menulis, ada dua tempat penghasil kapur, yaitu P’o-ni yang di identifikasi sebagai Kalimantan dan Pin-su di identifikasi Barus . Berdasarkan berita Cina, para pedagang Cina tersebut menamakan kapur barus dengan sebutan Na-tsi .
Secara Geografik Barus yang berada di pesisir Pantai barat, memiliki jalur maritim dan penghubung Silk Road sebagai simpul perdagangan Dunia . Barus yang terletak dipantai barat memiliki hubungan erat yang ber kesinambungan dengan keberadaan Pantai timur Sumatera. Dua Jalur ini merupakan pintu Gerbang Maritim sebagai peng hubung Asia Tenggara dan Asia Tengah . Dalam Sejarah Kebaharian Pantai barat dan Pantai timur memiliki peran siknifikan dalam memainkan perannya. 1.
Pelabuhan dalam sebuah Kawasan maritim memiliki peran penting sebagai penghubung antara Seberang laut dengan daerah pedalaman, karena sebuah Pelabuhan tidak hanya sekedar sebagai tempat berlabuh dan tempat berlindung, tetapi pelabuhan juga sebagai tempat berkumpul para saudagar dan pedagang, sehingga Pelabuhan sering tumbuh menjadi Kawasan per kota an yang maju. 2.
pada awal Abad ke X pedagang – pedagang Arab cukup unggul dalam perdagangan Maritim di Asia Tenggaradengan kapal-kapal nya yang indah, menyediakan pengangkutan dalam perdagangan Internasional antara Cina dan India . Peran tersebut menurun dalam abad XII dan XIII . Itulah sebabnya, sejumlah berita Arab memberikan informasi penting mengenai Kerajaan Sriwijaya . Sumber pertama berita Arab ini berasal dari Ibn Hordadzbe tahun 844- 848 . Hal senada juga ada diberitan oleh Pedagang Arab lain nya yakni, Sulayman ketika mengunjungi Zabag pada tahun 851. Pada tahun 902, Ibnu Alfakih juga memberitakan bahwa barang-barang dagangan Kerajaan itu terdiri dari cengkeh, kayu cendana, kapur barus dan pala . Pelabuhan nya yang besar dipantai barat Sumatera adalah Barus. 3. Beberapa berita -berita Arab tersebut juga menyebutkan setitidak nya pada Abad X Barus sudah menjadi bagian dari Sriwijaya . Ada kepastian bahwa Barus pada masa lampau sering dikunjungi oleh pedagang-pedagang asing,terutama pedagang India, Persia dan Timur Tengah . Dibandar Barus ini diperdagang kan barang -barang komoditas dari Cina ,antara lain Keramik ,manik -manik , Kaca Timur Tengah, Gelas kaca dari Persia dan Irak. 4
Barus sebagai sebuah bandar Niaga maritim ter penting dikawasan pesisir Pantai barat Sumatera telah memainkan perannya sedemikian rupa Pada melenium I dan awal melenium ke II M, sebagai mana yang telah disampaikan diatas . Pada Era ini Bandar Barus ramai dikunjungi oleh pedagang -pedagang dari Timur Tengah , Oman Irak , Cina dan India .
Masuk Nya Agama -Agama besar dipantai Barat umatera.
Dari berbagai Tinggalan Arkeologi yang ditemukan di Barus dan Situs Bongal ,menunjuk kan bahwa Pantai barat Sumatera tidak saja sebagai tujuan perdagangan Maritim, tetapi juga sebagai pintu gerbang masuk nya agama- agama besar dunia . Bandar Barus yang terletak pada zona jantung pelayaran Asia menjadikannya sebagai pelabuhan yang strategis dan sebagai Destinansi perdagangan maritim, apalagi bandar ini memiliki Pelabuhan-pelabuhan alam yang menjorok kedalam, seperti Lobu Tua, Teluk Nauli dengan Bongal dan poncan menjadikan surganya bagi kapal kapal untuk berlabu. Sebuah bandar sebagai mana dalam 6 unsur dalam teori Mahan yakni . 1, Geographical position . 2, Physichal Conformation 3, Extent of territory. 4, number population. 5, nationa lcharakter. 6, character of government .
Dari 6 unsur teori Mahan tersebut semua dimiliki oleh Bandar Barus Atau Fansur, secara Geographical position, Pemberitaan Damaski 1325, Negara Kala yang Ibu kota nya Kala adalah Kota yang paling besar diantara kota -kota lain, Kala Panjang nya 800 mil, lebarnya 350 mil. Dinega tersebut terdapat kota Fansur,Malayur,Lawri dan kalah. Pemberiraan Damakis ama dengan yang diberitakan Nuwairy dari 1332, terdapat kota Fansur,Malayur,Lawri dan kalah . Abu Fida’1273-1331 juga menyebut kan Negara Kalah adalah Pelabuhan umum dari berbagai negara-negara. Antara Oman dan Tiongkok . Negara tersebut meng ekspor timah . Disitu ada kota yang paling Makmur dan didiami oleh orang-orang Muslim, Hindu dan Parsi . Dikatakan juga bahwa ditempat tersebut terdapat tambang timah, kebun bambu dan pohon Kamfer. Negara itu terpisah sejauh 20 hari pelayaran dari negara Maharaja (Sriwijaya Pent) .4.
Dari sumber-sumber berita diatas jelas menggambar kan bahwa Fansur atau barus merupakan sebuah bandar penting pada saat itu . Fansur atau Barus merupakan tempat berkumpul nya para Saudagar yang terdiri dari pedagang antar Bangsa . Fansur atau Barus sebagai destinasi tempat berkumpul nya para saudagar tersebut lambat laun membentuk komonitas dan hegemoni serta berinteraksi dengan masyarakat pribumi . Fansur atau Barus yang dihuni oleh berbagai Suku bangsa dan dari berbagai latar belakang sosial melahir sebuah Budaya dan karakter yang unik dan ini secara tidak langsung terserap oleh Masyarakat local . Bahkan komonitas ini ada yang melakukan Eksogami (kawin beda suku bangsa) dengan Masyarakat pribumi . Karena pada saat saat-saat tertentu mereka harus bermukim sementara waktu untuk beberapa lama sembari menunggu pergantian angin Muson berikut nya yang teratur bertiup sepanjang tahun, sehingga Pelabuhan sangat penting peranannya dalam perdagangan maritim Asia Tenggara ,terutama pelayaran tradisional yang mengharapkan tiupan angin muson yang berhembus dari bulan April sampai bulan Agustus angin bertiup keutara menuju daratan Asia dan sebalik nya, dari bulan Desember sampai bulan maret angin bertiup kearah selatan, Cina Selatan . Pergantian Angin Muson ini secara langsung sangat mempengaruhirute dan pola pelayaran . 5..
Perdagangan Maritim Asia Tenggara yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang datang ke Fansur atau Barus tidak hanya menjadikan wilayah ini sebagai wilayah perdagangan, tapi juga sebagai wilayah penyebaran Agama-Agama besar dunia . Tinggalan Arkeologi di ditus Lobu tua Barus dan situs Bongal di Tapanuli Tengah merupakan tinggalan budaya masa lalu sebagai sebuah Novelty Evidensi . Dari berita – berita yang bersumber dari Arab dan Cina serta India dapat dibuktikan dengan temuan berbagai benda Artefak dan ekopak .
Agama Hindu Buddha
Fansur atau Barus , sebagai mana tulisan diatas pada abat-abat I dan awal abad ke II telah memainkan peran nya, Sebagai salah satu bandar kuno di Asia Tenggara . Fansur atau Barus telah termasyur di Zajirah Arabia yang mencakup Persia, Mesir, India dan Cina, bahkan sampai ke Azerbaijan dan Andalusia. Karena para Rahib (pendeta) dan sufi penyebar agama pada umum nya adalah saudagar dan pedangang dari Oman, Arab dan Persia . Fansur atau Barus memiliki Irisan sejarah dengan negri -negri yang dituliskan diatas. Irisan sejarah tersebut sangat erat kaitan nya dengan Agama – agama yang bersifat Monoteis , seperti Nasrani dan Islam . Berita Plomoteus yang merupakan seorang Ilmuan dan ahli geografi dari Iskandaria itu telah menyebut kan tentang keberadaan Fansur atau Barus dalam karya nya tersebut .
Dari perjalan para saudagar yang merupakan Rahib, (pendeta) dan Kaum ulama Sufi kenusantara tersebut telah merobah pola hidup Masyarakat Ketika itu . Dari manusia yang belum beradab menjadi manusia yang beradab . Masyarakat lokal sering terjebak akan sebuah budaya Sinkritisme yang mengabur kan sebuah identitas ke agamaan . Penyebaran agama- agama besar ini dapat ditemukan di Tapanuli Tengah . Dari berbagai temuan Arkeologi diBarus , diantara anya temuan Sebuah Prasasti Tamil di Lobu Tuo pada tahun 1873 ber aksara Tamil dan Grata serta ber bahasaTamil dan sansekerta , sebagai mana dicatat dengan ringkas dalam Mandras Epigrahfy Report tahun 1891-1892 hlm . 11, oleh E. Hultzsch , seorang ahli epigrafi pemerintah Inggris di India sebagai berikut: “ Berkat jasa Dr. J. Brandes saya telah menerima dua cetakan dari sebuah prasti Tamil dari Lobu Tuo , Barus Sumatera yang tersimpan di koleksi Arkeologi Bataviaasch Genootschap . Batavia (katalog ), hlm 388, No12. Batu nya pecah dan rusak, tetapi dari teks yang dapat dibaca, jelas prasasti ini berangka tahun 1010, saka (1088 M ) dan mencatat sebuah hadia dari sekumpulan orang yang disebut ,seribu lima ratus”. 6.
Pada awal 2019 Masyarakat Tapanuli Tengah telah menemukan dua Patung Arca Ganesha di atas Bukit Bongal desa jago -jago namun satu diantara nya telah hilang dari Lokasi bukit . Posisi Arca Ganesha yang terbuat dari batu andesit tersebut di identifikasi menghadap kebarat atau Samudra Hindia . Selain temuan Arca Ganesha yang terbuat dari batuan andesit , selain itu masyarakat juga menemukan Miniatur Fazra, Patung Dewi Sri,Nekara tempat abu perabuan yang semua terbuat dari Perunggu . Diperkirakan berasal dari kebudayaan Hindu Buddha . Hasil temuan Situs Bongal tersebut sangat selaras dengan temuan Prasasti Timil Labu Tuo semakin menjadi sebuah evidensy hadir nya kebudayaan Hindu Buddah dipesisir Pantai Barat Sumatra .
Selain itu Masyarakat Bongal juga, menemukan berupa benda -benda Arkeologi lainnya seperti artefak Kristen. Beberapa artefak arkeologi yang ditemukan tersebut , merupakan benda -benda awal era Bizantium yang meliputi cincin pembawa salib, manik-manik Romawi, liontin yang terbuat dari batu jenis Kalsedone berukir salib, dan sendok liturgi Bizantium. Berdasarkan analisis perbandingan yang telah dilakukan, tampak bahwa terdapat kesamaan antara temuan artefak Kristen di Situs Bongal dengan artefak Kristen Bizantium dan Kekaisaran Romawi pada awal Masehi. Dari temuan tersebut, agama Kristen diperkirakan telah mencapai pantai barat Sumatra pada abad ke-4 dan ke-5 Masehi.
Dengan Penemuan Bongal yang telah ditetapkan Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai Situs Sejarah sangat menggemparkan dunia penelitian Sejarah dan arkeologi Indonesia, karena data-data yang ditemukan dapat mengubah rekonstruksi sejarah yang ada. Walau Situs Bongal sebenarnya ditemukan secara kebetulan di sebuah tambang emas rakyat yang terletak di kaki Bukit Bongal, tidak jauh dari muara Sungai Lumut. Bukit Bongal berada sekitar 324 meter di atas permukaan laut. Di kaki bukit ini, proses penambangan emas tradisional telah dilakukan oleh masyarakat setempat sejak lama. Situs Bongal terletak pada 01º35’30.9″ Lintang Utara dan 98º49’42.1″ Bujur Timur, tepatnya di pesisir barat Provinsi Sumatera Utara.
Fansur atau Barus Sebuah Kawasan yang terletak di Pesisir Pantai barat ini memiliki Sejarah Panjang bagi penyebaran budaya dan agama -agama besar dunia terlepas dari pasang surut dan dinamika interaksi sosial budaya dan politik yang terjadi , tetapi Fansur atau Barus yang kini masuk dalam wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah provinsi Sumatera Utara, telah memiliki sumbangan besar bagi Sejarah bangsa . Dengan temuan artefak -artefak disitus Lobu Tuo Barus dan Situs Bongal desa Jago -jago Kecamatan Badiri Kabupaten Tapanuli Tengah ,sehingga menjadikan penulisan dan kajian Sejarah tentang penyebaran perkembangan Kebudayaan dan Sejarah agama -agama di Nusantara perlu perlu dikaji ulang , khusus tentang perjalan Sejarah perkembangan agama Kristen dan Islam . Penyebaran dan perkembangan Kristen dan Islam di Nusantara sebagai mana sumber -sumber tertulis dan temuan benda -benda arkeologi serta hasil penelitian terbaru .
Penyebaran Agama Kristen
Penyebaran Agama Kristen kuno pada abad ke-4-5 Masehi ke Sumatra masih menjadi misteri dikalangan sejarawan. Sumber tertulis menyebutkan bahwa gereja Nestorian telah berkembang hingga Fansur atau Barus di pantai barat Sumatra. Dalam beberapa tulisan buku -buku dan jurnal Ilmiah Fansur sangat erat hubangan nya dengan Perdagangan Maritim di Asia Tenggara dan sebagai penghubung Silk Road . Kedatangan para Rahib (Pendata) dan Ulama sufi penyebar agama Islam pada umum adalah saudagar . Mereka berdagang sembari membeli berbagai komoditas rempah untuk diperdagangkan Kembali. Primadona perdagangan Ketika itu adalah Kamper ( kapur Barus) , Kayu Gaharu serta kemenyan . Rempah -rempah ini sangat dibutuh dalam prosesi ritual keagaman tertentu . Sehinga pedagang – pedagang dari Timur Tengah dan Asia Tengah menjadikan Bandar Barus sebagai sumber rempah -rempah yang dibutuhkan . Dengan demikian Para Rahib (Pendeta) dan Ulama Sufi menjadikan Barus sebagai tempat Penyebaran agama yang mereka Anut .
Syeikh Abu Salih al-Armini (bekerja pada masa pemerintahan ketiga Kalifah Fatimiyah yang terakhir di Mesir, tahun 1150–1171), merupakan seorang ahli sejarah kuno, menulis sebuah buku dengan judul Tadhakur fiha Akhbar min al-Kana’is wa’l-Adyar min Nawahin Misri w’al Iqtha’aihu (Daftar berita-berita tentang gereja-gereja dan pertapaan-pertapaan dari provinsi-provinsi Mesir dan tanah-tanah di luarnya). Buku itu sekarang disimpan di Bibliothèque Nationale Paris (Prancis) . Abu Salih juga menggunakan buku yang disusun oleh penulis lain, yaitu Abu Jafar al-Tabari (923) dan Al Shabushti (988) dan sumber-sumber lain yang diperolehnya sendiri. Dalam buku itu Abu Salih menyampaikan laporan begini: “Fansur: di sana terdapat banyak gereja dan semuanya adalah dari Nasara Nasathirah, dan demikianlah keadaan di situ. Dan dari situ berasal-lah kapur barus dan bahan itu merecik dari pohon. Dalam kota itu terdapat satu gereja dengan nama: Bunda Perawan Murni Maria.
Bakker menuliskan nama lokasinya Fansur. Menurutnya, lokasi itu tidak lain dari Pancur, nama suatu daerah yang terletak di dekat Barus, di Tapanuli, Sumatera Utara. Lalu kata Nasara Nasathirah diartikannya sebagai Nestoriah (atau Nestorian). Kekristenan Nestorian adalah kekristenan yang secara resmi menganut ajaran Kristologis Nestorius, Patriarkh Konstantinopel dari tahun 428 sampai tahun 431. Sekarang kelompok umat Kristen yang merupakan kelanjutan dari para pengikut Nestorius tersebut sering dikenal dengan “Gereja Timur” (Church of the East) . Nama itu menunjukkan letak komunitas umatnya. Karena menolak keputusan doktriner Konsili Efesus (tahun 431), para pengikut ajaran Nestorius diusir dari wilayah kekaisaran Romawi dan kemudian tinggal dan berkembang di wilayah kekaisaran Persia. Persia terletak di sebelah timur Kekaisaran Romawi. Itulah sebabnya mereka disebut Gereja Timur. Ada juga yang menyebutnya “Gereja Assyria Timur” (Assyrian Church of the East) atau Gereja Khaldea karena mayoritas umatnya adalah suku atau bangsa Assyria atau Khaldea.
Nama lain untuk komunitas Kristen Nestorian adalah Gereja Syro-Khaldea. Awalan Syro- memperlihatkan tradisi yang mereka ikuti, yaitu tradisi Syria, atau lebih tepatnya Syria Timur. Tradisi yang dimaksud mencakup warisan iman (depositum fidei) yang dijaga dan dipraktekkan dalam bidang teologis-spiritual, liturgi dan disiplin Gerejawi.
Informasi tentang adanya umat Kristen di Sumatera pada abad ke-7 tersebut diperkuat oleh laporan Mar Abhd ‘Isho (Metropolit Gereja Khaldea, 1291-1319). Mar Abhd ‘Isho melaporkan bahwasudah sejak abad ke-7 Gereja Khaldea memiliki Keuskupan Agung “untuk pulau-pulau di laut dan untuk pedalaman Zabhag (Zabag/Zabaj: sebutan untuk Sumatera dan Jawa), Sin dan Masin (= Tiongkok)”. 7.
Sejarah awal masuk nya Islam ke Nusantara.
Barus sebagai awal sejarah masuk nya Islam ke Nusantara , dapat ditandai dengan banyak nya makam- makam kuno di Barus 5. Dr.Badri. M.A Sejarah Peradaban Islam . 193:2002 . P.T. Raja grafindo.Persada Jakarta . Selain Makam Syaikh Mahmud Papan Tinggi juga ada Makam-makam kuno lain nya yang jauh lebih awal yakni Makam Syekh Rukunuddin di Komplek makam Mahligai Barus yang berpertanggalan 48.H.
Sehubungan Novelty Evidensi, dengan temuan Arkeologi sebagai pendukung dan bukti Barus sebagai titik awal masuk nya Islam dinusantara, dengan ditemukan nya Koin – koin , kaca Timur Tengah , manik-manik , botol elembik, frahment keramic glasir timur Tengah di Daerah Situs Bongal Kabupaten Tapanuli Tengah. Koin -koin yang ditemukan masyarakat tersebut adalah koin era Dinasti Kekhalifahan Bani Abbasiyah dan koin era Kekhalifahan dinasti Bani Umayyah, kekalifahan ini berdiri pada tahun 132 H sampai Tahun 656 H,( 750 – 1258 ) 8.
Fansur atau Barus sebagai tempat perdagangan maritim Asia Tenggara jauh sebelum nya sangat ramai dikunjungi para Saudagar dan pedagang Timur Tengah sebagai penghasil Kamper terbaik Dunia pada saat itu dengan andemi nya Dryo balanops Aromatica yang tumbuh subur dikawasan Barus/Fansur yang juga menjadi sentra jaringan perdagangan . Para saudagar Muslim dari Timur Tengah ini selain mereka berdakwa dan menyebarkan Agama Islam mereka juga sembari berdagang . Bahkan karena mereka lama bermukim di Barus/Fansur untuk menunggu angin Munson selanjutnya, yang berhembus hanya dua kali Bahkan komonitas ini ada yang melakukan Eksogami (kawin beda suku bangsa) dengan Masyarakat pribumi . Karena pada saat saat-saat tertentu mereka harus bermukim sementara waktu untuk beberapa lama sembari menunggu pergantian angin Muson berikut nya yang teratur bertiup sepanjang tahun, sehingga Pelabuhan sangat penting peranannya dalam perdagangan maritim Asia Tenggara ,terutama pelayaran tradisional yang mengharapkan tiupan angin muson yang berhembus dari bulan April sampai bulan Agustus angin bertiup keutara menuju daratan Asia dan sebalik nya, dari bulan Desember sampai bulan maret angin bertiup kearah selatan, Cina Selatan . Pergantian Angin Muson ini secara langsung sangat mempengaruhirute dan pola pelayaran . opcit. Reid 9.
Van leur juga menyebut kan ,berdasarkan berbagai cerita perjalanan para saudagar Muslim dapat diperkirakan sejak tahun 674 M, telah ada koloni -koloni Ta-Shih (Arab) di barat Laut Sumatera ,yaitu Barus 10 .
Era ini Bersamaan dengan perkembangan Islam secara Global yang dimulai dari Asia Tengah sampai ke Asia Kecil dan asia Tenggara . Jalur Sutra (silk road)dan jalur Maritim yang merupakan simpul-simpul perdagangan dan penyebaran Islam secara Global . Asia Tengah yang pada saat itu tidak bisa dipisahkan dengan letak Georafi nya serta pintu penghubung yang berada pada Negri Iran.
Makam Papan Tinggi sangat erat hubungan nya dengan Sejarah awal masuk nya Islam ke Nusantara serta penyebaranya, sebagai mana dalam teori Makah yakni masuk nya Islam Kenusantara pada abad pertama Hijriah atau Abad ke 7 M sebagai mana dikemukakan H.Abdul Karim Amrullah (Hamka) yang didukung oleh, W.P. Groeneveldt, T.W. Arnold, Syed Naguib Al Atas, George Vadlo Hourani, J.C Van Leur, Prof. UK. Candra Sasmita dan lain nya yang mematah kan Teori Snouck Horgonje, J.P. Maugette, R.A .Kern dan lain nya. 1.Lihat juga risala Seminar Masuknya Islam di Nusantara thn 63 Teori makah ini juga diperkuat dengan catatan history dari dinasti Tang, bahwa orang Tha-shih (Arab ) telah bermukim di Pantai Barat Sumatera /Barus , 11
Selain itu bebrapa 0rang sejarawan juga menyebutkan bahwa jauh sebelum nya Islam sudah Masuk ke Pantai Barat Sumatra sekitar abat ke 7 M, ini sesuai dengan berita Cina yang berasal dari dinasti Tang Berita tersebut menceritakan adanya orang Tha-shih yang membatalkan yang membatalkan niatnya untuk menyerang Kerajaan Holing dibawah pemerintahan Ratu Sima pada tahun 674 M. ( 2012)p. 33 .Ombak Daliman.A. Islamisasi dan perkembangan Kerajaan -kerajaan Islam di Indonesia
Barus yang dikenal saat itu sebagai negri fansur yang berada di jajaran kepulauan Al Hindi jauh sebelum nya telah memiliki intenitas hubungan Perdagangan dengan Negri Arab Opcid 4 ,Muntaz Zainuddin (2025 ) p.377. Barus dengan letak Georofi yang berada di Kawasan Pantai barat dan tidak jauh dengan Pantai timur menjadikan Barus sebagai Kawasan ttik singgung yang sangat Strategis sebagai destinasi perdagangan dan juga sebagai simpul penyabaran Islam . Barus yang kaya akan hasil Bumi nya ,menjadi suatu kewajaran sebagai destinasi perdagangan, apalagi para Penyebar Islam yang terdiri dari para Ulama Sufi tersebut banyak juga diantara mereka yang berprofesi sebagai Saudagar .
Dengan banyak nya Saudagar Islam yang merupakan seorang Ulama dan sufi menambah kawasan Barus menjadi semakin ramai serta termasyhur di Zajira Arabia, semua ini sangat erat kaitan nya dengan adanya sebuah Hadis yang men-sunnahkan tentang pemakain Kapur (kamper pent) sebagai wangian untuk memandikan jenazah, sebagai mana bunyi hadis ter tulis dibawah ini;
Ummu Athiyyah radliyallaahu ‘anha berkata: “ Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam masuk ketika kami sedang memandikan jenazah puterinya, lalu beliau bersabda: “Mandikanlah tiga kali, lima kali, atau lebih dari itu. Jika kamu pandang perlu pakailah air dan bidara, dan pada yang terakhir kali dengan kapur barus : kamfer dari Barus pent) atau campuran dari kapur barus.” Ketika kami telah selesai, kami beritahukan beliau, lalu beliau memberikan kainnya pada kami seraya bersabda: “Pakaikanlah ia dengan kain ini (pakaian yang langsung bersentuhan dengan kulit, pent).” (Muttafaq Alaihi). Dan dalam suatu Riwayat juga disebutkan “Dahulukan bagian-bagian yang kanan dan tempat-tempat wudlu.” Dalam suatu lafadz menurut al-Bukhari: Lalu kami pintal rambutnya tiga pintalan dan kami letakkan di belakangnya. Era ini Bersamaan dengan perkembangan Islam secara Global yang dimulai dari Asia Tengah sampai ke Asia Kecil dan asia Tenggara . Jalur Sutra (silk road)dan jalur Maritim yang merupakan simpul-simpul perdagangan dan penyebaran agama -agama secara Global . Asia Tengah yang pada saat itu tidak bisa dipisahkan dengan letak Georafi nya serta pintu penghubung yang berada pada Negri Iran .
Daftar Pustaka:
- Indonesia Dalam Arus sejarah A.Munandar et al :2010 p.90-91
- Sejarah Maritim Indonesia (Hamid, 2020,p. 12 )
- bit Hamid, (2020,p. 25 – 54 ) .
- Muljana Slamet.(2011) , p.59-60
- opcit. Reid dalam Sejarah Maritim Indonesia p. 12-13 .
- Gulliot, Peret. (2002) p.31 .
- Tracing Early Cristianity at the bongal site
- MEDIA Jurnal Filsafat dan Teologi Vol 2. Yang terbit pada 1 februari tahun 2021, Baca juga Harta dalam Bejana Van denEnd Thomas (2013) p90
- Muntaz Zaiduddin . Buku babon Sejarah Peradaban Islam. 2025 p, 202.
- Dalam Sejarah Maritim Indonesia p. 12-13 .
- 11.ibid, Dr.Badri. M.A. (2002) .p.193 , p.12, dalam Sasmita Uka Tcandra.
- Idem . ( 1960) p14 .Groeneveld: George Valdo Hourani, (1951) p. 62 (: 2009) p.12, dalam Sasmita Uka Tcandra.
- Sohi Bukari Muslim
***
Penulis Nurdin Ahmad Tanjung adalah Ketua Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI), Komisariat Kabupaten Tapanuli Tengah – Sibolga