Oleh: Dr.Wilmar Eliaser Simandjorang,Dipl_Ec.,M.Si
Danau Toba bukan sekadar danau. Ia adalah kisah yang membentang dari kedalaman bumi hingga ke kedalaman hati manusia. Di balik keindahan dan keheningan permukaannya, tersembunyi jejak letusan dahsyat masa lalu, jejak budaya leluhur Batak, dan gema spiritualitas yang mengajarkan manusia untuk hidup selaras dengan ciptaan.
Kini, ketika kawasan ini dikembangkan sebagai Geopark Global, kita diingatkan bahwa pembangunan tidak hanya soal ekonomi dan infrastruktur. Ia juga menyentuh nilai-nilai terdalam tentang bagaimana manusia memandang alam: apakah sebagai objek untuk dimanfaatkan, atau sebagai bagian dari ciptaan yang layak dihormati dan dirawat?
Geopark: Menjaga Warisan, Merawat Masa Depan
Geopark bukan hanya proyek pelestarian alam. Ia adalah cara baru melihat dunia—melalui tiga lensa: konservasi, edukasi, dan pemberdayaan. Di Danau Toba, ketiganya bertemu dalam satu ruang hidup yang luar biasa.
- Konservasi bukan sekadar melindungi bebatuan dan hutan, tetapi juga menghargai kehidupan yang tumbuh di sekitarnya—termasuk kehidupan manusia.
- Edukasi bukan hanya soal geologi dan ilmu pengetahuan, tapi juga tentang menumbuhkan kesadaran baru bahwa kita semua adalah bagian dari satu ekosistem besar.
- Pemberdayaan berarti mengangkat martabat masyarakat lokal—bukan hanya sebagai penerima manfaat, tetapi sebagai pelaku utama yang memahami tanah ini lebih dari siapa pun.
Iman yang Menyatu dengan Tanah
Bagi banyak orang, alam adalah cermin. Ia memantulkan kebesaran yang tak terlihat, mengajarkan kita tentang kerendahan hati, keindahan, dan tanggung jawab. Memandang Danau Toba saat matahari terbit, atau mendengar desir angin di pepohonan endemic Batak, adalah pengalaman spiritual tersendiri. Di sanalah manusia belajar bahwa menjaga bumi adalah bagian dari hidup yang beriman.
Iman yang sejati tidak tinggal di dalam tembok, tetapi menyatu dengan tanah yang dipijak. Ia mendorong manusia untuk tidak hanya menyembah Sang Pencipta, tetapi juga mencintai ciptaan-Nya. Dalam semangat ini, pembangunan Geopark menjadi bentuk ibadah yang hidup: bukan dengan ritual, tetapi dengan merawat.
Geowisata: Menyentuh Alam, Menyentuh Jiwa
Geowisata adalah jembatan antara pengunjung dan alam. Tapi lebih dari itu, ia juga bisa menjadi pengalaman batin—sebuah perjalanan bukan hanya ke tempat yang indah, tetapi ke dalam kesadaran baru.
Bayangkan berjalan di tepi danau sambil mendengar kisah tentang bagaimana bumi ini terbentuk. Atau berdialog dengan masyarakat lokal tentang makna tanah leluhur. Atau menginap di homestay sederhana, sambil belajar bahwa kebahagiaan tidak datang dari kemewahan, tetapi dari keterhubungan—dengan alam, sesama, dan yang Ilahi.
Geowisata berbasis komunitas dapat menjadi model pembangunan yang tidak rakus, tidak terburu-buru, dan tidak merusak. Sebaliknya, ia menyembuhkan, menyatukan, dan memperdalam.
Harapan Baru dari Tanah Tua
Danau Toba adalah tempat yang lama. Tapi ia bisa menjadi sumber harapan yang baru. Ketika pembangunan diarahkan oleh kesadaran spiritual, etika tanggung jawab, dan rasa hormat terhadap alam dan budaya, maka kawasan ini bisa menjadi teladan bagi banyak tempat lain.
Kita tidak perlu menyebut banyak istilah besar untuk mengerti bahwa bumi ini bukan milik kita. Ia adalah titipan. Dan tugas kita adalah menjaganya—bukan karena takut, tetapi karena cinta. Cinta yang lahir dari iman yang hidup, iman yang menyentuh tanah, dan iman yang tahu bahwa langit dan bumi pun menanti pemulihan.
Penutup: Merawat, Bukan Menguasai
Di zaman ketika pembangunan sering berarti perusakan, Danau Toba menawarkan kemungkinan lain: membangun dengan merawat, bertumbuh tanpa melukai. Mozaik alam, budaya, dan iman di tempat ini memberi kita pelajaran bahwa kehidupan yang sejati lahir dari keselarasan, bukan dominasi.
Mari membangun bukan hanya dengan beton dan anggaran, tetapi dengan hati yang tahu bahwa bumi ini sakral. Dan di tepi Danau Toba, kita diajak untuk tidak sekadar menjadi turis di dunia ini—tetapi penjaga yang setia.@
***
Penulis adalah Ketua Pusat Studi Geopark Indonesia(PS_GI) – Penggiat Lingkungan