Jakarta | EGINDO.co Kabar kurang menyenangkan dari dunia investasi, pasar mata uang kripto mengalami penurunan pada hari ini Sabtu 22 Januari 2022.
Berdasar dari pantauan EGINDO.co pada data di Coin Market Cap dalam 24 jam terakhir hingga pukul 18:04 WIB, harga bitcoin melemah hingga 10,01% ke US$35,348.38/coin atau sekitar Rp 507 juta/coin (kurs Rp.14,353), bahkan dalam 7 hari terakhir bitcoin sebagai mata uang dengan kapitalisasi terbesar di pasar kripto turun hingga 20%.
Sementara itu Ether sebagai mata uang kripto dengan kapitalisasi kedua merosot 16,16% dalam 24 jam terakhir ke US$2,430/coin atau sekitar Rp. 34 juta/coin, bahkan dalam 7 hari Ether turun hingga 30%.
Pasar uang kripto lainnya, seperti BNB dan Solana dalam 7 hari terakhir terjun bebas lebih dari 30%, sementara XRP minus 26% dan Cardano turun 22%.
Menurut dalam artikel CNBC, penurunan ini sama halnya dengan wall street di tahun 1929. Kemiripan tersebut terletak pada promosi besar-besaran yang di lakukan oleh broker di Amerika sebelum wall street mengalami crash.
“Pemasaran besar-besaran dari bitcoin mengingatkan kami pada aktivitas broker yang memicu crash Wall Street pada tahun 1929,” kata Paul Jackson selaku head of asset allocation invesco.
Sebelumnya analisis UBS pernah mengatakan bahwa pasar kripto beresiko mengalami “penurunan” kemudian akan stagnan selama bertahun-tahun. Seperti yang terjadi pada tahun 2018 lalu, pasar kripto anjlok hingga 70% kemudian stagnan bahkan cenderung turun hingga april 2019.
James Malcom selaku pimpinan tim analisis dari UBS mengatakan “Kenaikan suku bunga bank sentral Amerika (The Feed) di tahun ini akan menurunkan daya tarik investor untuk kepasar kripto. sebab para investor mulai menyadari bahwa pasar kripto memiliki volatilitas yang sangat tinggi, bahkan mulai melihat kripto bukan lagi “Peluang investasi yang bagus”.
Selain itu, faktor lainnya yang memicu crypto winter adalah kemungkinan adanya perubahan regulasi dari masing-masing pemerintah di berbagai negara.
Sumber : CNBC/IC