Coretan Ringan Geliat Muktamar IDI XXXI Tahun 2022

Muktamar IDI XXXI tahun 2022
Muktamar IDI XXXI tahun 2022

Oleh: Hoesni El-Ibrahimy

Baru kali ini Aku masuk lapangan sepak bola Stadion Harapan Bangsa. Walau Aku pemain bola dan juga sang penonton serta penikmat bola, rumput hijau di stadion megah ini baru dipijak. Zaman mudaku belum ada stadion ini dan stadion Lampineung DI Moertala langgananku bertanding bersama tim Dinamo Club Banda Aceh dibawah bendera panji Persiraja.

Malam ini Aku hadir bukan kegiatan nonton bola. Namun, kegiatan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh dalam menyambut dan memuliakan peserta dari berbagai daerah dalam rangka Muktamar IDI XXXI tahun 2022 di Banda Aceh.

Saat itu Aku mewakili Komandan Lanal Sabang yang berhalangan hadir. Aku bahagia atas kehadiran ini karena sesuatu yang dilakoni pastilah ada hikmahnya. Tentunya Aku mengambil hikmah positif. Hikmah positif mengiring kita untuk tampil sehat lahir bathin dalam mengarungi bahtera kehidupan.

Makan malam bersama peserta Muktamar IDI XXXI 2022, penulis paling kiri

Untuk kegiatan ini berdiri tegak di tengah lapangan panggung indah nan megah.  Stadion kebanggaan masyarakat Aceh menjadi pilihan. Walau rumput kelihatan belum merata menghijau namun tak menghalangi semarak acara. Kerlap kerlip lampu warna warni yang menari-nari sekali waktu menyilaukan mata.

Awal mulia acara mengharapkan berkah dari sang Kuasa, lantunan bacaan mulia, Al-Qur’an, pedoman hidup umat Islam dibawakan oleh Tgk. Tekdir Feriza, sang Qari Internasional yang pernah juara terbaik di Turki. Beliau adalah sahabat baikku. Selain bagus suaranya, santun dan berbudi bahasa serta berakhlak mulia.

Senandung ayat ilahi yang mengingatkan diri agar bersilaturahmi dan saling kenal mengenal perlu dibangun dan terus menjadi ikatan baik tak bertepi. Siapapun insan perlu lakukan ini, Apapun jabatan dan warna diri jangan sungkan untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Catatan penting kata Allah orang yang paling taqwa itulah yang mulia disisi ilahi Rabbi. Bukan yang berpangkat dan berkedudukan tinggi. Bukan hartawan dan pengumpul harta. Bukan wanita cantik parasnya, dan juga sang perjaka tampan bersahaja.

Selanjutnya, ditampilkan sebuah lagu yang berjudul Saleum dan dinyanyikan oleh dara Aceh cantik jelita. Baitnya bagus dan yang menyanyikan suaranya keren. Sangat asyik didengar telinga. Mampu mengusik jiwa bahkan jika mampu merenungi syairnya dengan seksama akan membawa diri mengawang diangkasa raya. Itu bagi orang Atjeh yang mendengar dan dihayatinya. Akan tetapi yang mendengar dan menyaksikan semalam, pada kegiatan penyambutan dan makan malam bersama peserta Muktamar IDI XXXI tahun 2022 di Stadion Harapan Bangsa Banda Aceh bercampur suku dari seluruh penjuru negeri, pastilah tak semua tahu arti. Secuil saran bahwa sejatinya ada teks terjemahan syair yang didendangkan sehingga tamu dari luar Aceh mengerti apa isi kandungan lagu tersebut. Ya, hanya secuil saran saja. Yang lainnya ada tampilan drama Perang Aceh melawan Kompeni Belanda, Tarian Seudati, Tarian Tarek Pukat tampilannya cukup baik dikemas oleh sutradaranya.

Yang tak kalah menarik sambutan dari Pak Gubernur Aceh Ir. H. Nova Iriansyah, dimana  terpetik kalimat indah nan berbudi pekerti bahwa masyarakat Aceh sangat memuliakan tamu. Nah, tentunya selama pelaksanaan Muktamar ini, ikuti acara dengan baik dan enjoy serta happy di bumi Tanah Rencong.Namun essensi kegiatan haruslah menjadi prioritas utama.

Memuliakan tamu adalah hal yang sangat perlu. Nabi Muhammad SAW 14 abad silam telah ingatkan “Fal yukrim daifah”, muliakan tamu. Ya, siapapun tamu yang datang ke tempatmu, yang singgah di rumahmu. Dan, terbukti selama kegiatan berlangsung panitia akan memberikan pelayanan terbaik buat tamu yang datang dalam kegiatan ini.

Tak lupa secuil pesan yang terpatri dalam hati ketika Ketua IDI Pusat, Daeng Faqih berbicara bahwa menjadi seorang dokter adalah pengabdian yang harus diberikan terbaik untuk masyarakat. Tepat sekali. Menurutku, kehadiran dokter perlu menjadi embun penyejuk bagi masyarakat yang berobat untuk mengatasi sakitnya. Dan, jangan sebaliknya, pasien takut berobat jika sang pelayan kesehatan diam tanpa senyuman. Dingin bagaikan mayat yang hendak disemayamkan. Ingat wahai para pelayan kesehatan yang dibanggakan, senyuman sangat perlu dibudayakan dikalangan tenaga kesehatan karena ini juga menjadi obat penawar sakit dan pelepas dahaga.

Akhirul kalam, selamat bermuktamar para Dokter terbaik Indonesia. Semoga Muktamar IDI XXXI tahun 2022 berlangsung dengan aman, lancar dan mampu melahirkan keputusan yang terbaik demi kemajuan dan pendukung kinerja para dokter seluruh penjuru Indonesia dalam pengabdiannya kepada negara dan bangsa serta masyarakat tercinta.@

***

Banda Aceh, Stadion Harapan Bangsa, 23 Maret 2022

 

Bagikan :
Scroll to Top