Beijing | EGINDO.co – Tiongkok telah mengajukan usulan untuk mengadakan pertemuan puncak antara Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden AS Donald Trump guna membantu mengakhiri perang Ukraina, demikian dilaporkan Wall Street Journal, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Pejabat Tiongkok dalam beberapa minggu terakhir telah mengajukan usulan kepada tim Trump melalui perantara untuk mengadakan pertemuan puncak antara kedua pemimpin dan memfasilitasi upaya pemeliharaan perdamaian setelah gencatan senjata, menurut sumber di Beijing dan Washington yang dikutip oleh surat kabar tersebut.
Kementerian luar negeri Tiongkok tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Reuters.
Trump mengatakan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah menyatakan keinginan untuk berdamai melalui panggilan telepon terpisah dengannya pada hari Rabu (12 Februari), dan Trump telah memerintahkan pejabat tinggi AS untuk memulai pembicaraan tentang mengakhiri perang di Ukraina.
Kremlin mengatakan Putin dan Trump telah sepakat untuk bertemu, dan Putin telah mengundang Trump untuk mengunjungi Moskow. Trump mengatakan pertemuan pertama mereka “mungkin” akan segera berlangsung di Arab Saudi.
Tidak ada pembicaraan damai Ukraina yang diadakan sejak bulan-bulan awal konflik, yang kini mendekati ulang tahun ketiganya. Pendahulu Trump, Joe Biden, mengawasi miliaran dolar bantuan militer dan bantuan lainnya ke Kyiv dan tidak memiliki kontak langsung dengan Putin setelah invasi Rusia.
Rusia menduduki sekitar seperlima wilayah Ukraina dan menuntut Kyiv menyerahkan lebih banyak wilayah dan menjadi negara netral secara permanen berdasarkan kesepakatan damai apa pun.
Ukraina menuntut Rusia menarik diri dari wilayah yang direbut dan mengatakan Kyiv harus menerima keanggotaan NATO atau jaminan keamanan yang setara untuk mencegah Moskow menyerang lagi.
Tiongkok telah berulang kali didesak oleh Barat untuk menggunakan hubungan dekatnya dengan Rusia guna membantu mengakhiri perang. Beijing mengatakan bahwa mereka bukan pihak dalam krisis tersebut tetapi telah secara konsisten mempromosikan perundingan damai dengan ketentuannya sendiri.
Dalam rencana perdamaian tahun lalu, Tiongkok, bersama dengan Brasil, mengusulkan konferensi perdamaian internasional “pada waktu yang tepat” dan menyerukan partisipasi yang setara oleh Ukraina dan Rusia.
Sumber : CNA/SL