China Reunifikasi Taiwan Tidak Bisa Dihindari Setelah Pemilu

Presiden terpilih William Lai Ching-te
Presiden terpilih William Lai Ching-te

Beijing | EGINDO.co – Tiongkok mengatakan “reunifikasi” dengan Taiwan tetap “tidak dapat dihindari” setelah presiden terpilih William Lai Ching-te memenangkan pemilu penting pada hari Sabtu (13 Januari) di pulau dengan pemerintahan mandiri yang diklaim Beijing sebagai miliknya.

Lai, yang dicap oleh Tiongkok sebagai ancaman terhadap perdamaian, memenangkan masa jabatan ketiga berturut-turut yang belum pernah terjadi sebelumnya di Partai Progresif Demokratik (DPP) yang berkuasa di Taiwan setelah ia menyatakan dirinya sebagai pembela cara hidup demokratis di pulau itu.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah Lai muncul sebagai pemenang, juru bicara Kantor Urusan Taiwan di Beijing, Chen Binhua mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pemungutan suara tersebut “tidak akan menghalangi tren reunifikasi Tiongkok yang tak terelakkan”, menurut kantor berita negara Xinhua.

Baca Juga :  Sumatera Utara Ditetapkan Jadi Tuan Rumah HPN 2023

Hasil pemungutan suara tersebut, kata Chen, menunjukkan bahwa DPP “tidak dapat mewakili opini publik arus utama di pulau tersebut”.

Chen juga mengatakan pemungutan suara tersebut “tidak akan mengubah lanskap dasar dan tren perkembangan hubungan lintas selat”.

Sikap Beijing dalam “mewujudkan reunifikasi nasional tetap konsisten, dan tekad kami sekuat batu”, katanya, seraya menambahkan bahwa “Taiwan adalah Taiwannya Tiongkok”.

Dia mengatakan Beijing “dengan tegas menentang kegiatan separatis yang bertujuan untuk ‘kemerdekaan Taiwan’ serta campur tangan asing”.

Pemilu ini diawasi dengan ketat oleh Beijing dan Washington, mitra militer utama Taiwan, ketika kedua negara tersebut berebut pengaruh di wilayah yang sangat strategis dan penting tersebut.

Baca Juga :  Bungaran: Strategi Produktivitas Kebun Sawit Di Indonesia

Dalam pidato Tahun Baru, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan “penyatuan” Taiwan dengan Tiongkok “tidak bisa dihindari”.

Menjelang pemungutan suara, Beijing memperingatkan bahwa Lai adalah “bahaya besar” yang akan mengancam perdamaian dengan mengikuti “jalan jahat” menuju kemerdekaan.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top