Jakarta | EGINDO.co – China membangun fasilitas memanen energi Matahari di luar angkasa yang dapat dialirkan ke bumi sebagai energy listrik. Para ilmuwan China melakukan eksperimental memungkinkan memanen pancaran energi dari Matahari menjadi sumber energi buat negaranya.
Dari eksperimental itu pemerintah China berencana menghasilkan 1 megawatt dari luar angkasa pada tahun 2030 nanti dan pada tahun 2049, total kapasitas pembangkit listrik akan meningkat menjadi 1 gigawatt. Zhong Yuanchang, seorang profesor teknik elektro yang terlibat dalam proyek dengan Universitas Chongqing mengatakan pembangunan infrastruktur akan selesai pada akhir tahun 2021 ini.
Menurut situs web pemerintah kabupaten, setelah peletakan batu pertama di desa Heping, distrik Bishan, tiga tahun lalu, proyek itu sempat dihentikan dan proyek dilanjutkan kembali pada bulan Juni 2021.
Dijelaskan, sinar energi intensif menembus awan secara efisien dan mengenai stasiun bumi secara langsung dan tepat. Para ahli menilai pembangkit listrik tenaga surya tidak efisien karena hanya beroperasi pada siang hari dan atmosfer memantulkan atau menyerap hampir separuh energi di bawah sinar matahari. Untuk itu, sejak tahun 1960-an, beberapa ilmuwan dan insinyur luar angkasa telah tertarik dengan gagasan stasiun surya di luar angkasa. Dari ketinggian 36.000 kilometer atau lebih, pembangkit listrik tenaga surya geostasioner dapat menghindari bayangan bumi dan melihat matahari 24 jam sehari.
Di Bishan, para peneliti China pertama-tama perlu membuktikan bahwa transfer daya nirkabel bekerja dalam jarak jauh. Meskipun insinyur dan penemu Nikola Tesla mempopulerkan gagasan tersebut pada akhir abad ke-19, teknologinya hanya terbatas pada sejumlah kecil aplikasi jarak pendek, seperti pengisi daya nirkabel untuk ponsel cerdas. Para peneliti Cina menerima energi nirkabel yang dipancarkan dari balon setinggi 300 meter dari atas tanah.@
Bs/TimEGINDO.co