Beijing | EGINDO.co – Tiongkok akan memberikan bantuan senilai 100 juta yuan (US$13,77 juta) kepada Myanmar setelah gempa bumi yang menewaskan lebih dari 1.000 orang, kata kedutaan besarnya pada Sabtu (29 Mar).
Bantuan tersebut akan mencakup tenda, selimut, peralatan medis darurat, makanan dan air, serta barang-barang penting lainnya, dengan gelombang pertama tiba Senin depan (31 Mar), menurut halaman Facebook kedutaan besar Tiongkok di Myanmar.
Presiden Tiongkok Xi Jinping juga telah mengirim pesan belasungkawa kepada kepala junta Myanmar, kata media pemerintah.
Xi “menyatakan kesedihan yang mendalam” atas kehancuran tersebut dan mengatakan Tiongkok “bersedia memberikan Myanmar bantuan yang dibutuhkan untuk mendukung orang-orang di daerah yang terkena dampak” dalam pesannya kepada Min Aung Hlaing, menurut penyiar negara CCTV.
Gempa berkekuatan 7,7 skala Richter melanda barat laut kota Sagaing di Myanmar tengah pada Jumat sore dan diikuti beberapa menit kemudian oleh gempa susulan berkekuatan 6,7 skala Richter.
Gempa tersebut menghancurkan bangunan, merobohkan jembatan, dan membuat jalan melengkung di seluruh Myanmar, dengan kerusakan parah dilaporkan di kota terbesar kedua, Mandalay.
Gempa tersebut juga melanda sebagian provinsi Yunnan di barat daya China dan Thailand. Pihak berwenang mengatakan hingga 100 pekerja terjebak setelah sebuah gedung 30 lantai yang sedang dibangun runtuh di ibu kota Thailand, Bangkok.
China mengirim tim penyelamat beranggotakan 82 orang ke Myanmar pada hari Sabtu, kata kementerian manajemen daruratnya, setelah Min Aung Hlaing mengeluarkan permohonan bantuan internasional yang sangat jarang.
Sebuah tim terpisah dari Yunnan China tiba di pusat komersial Myanmar, Yangon, pada hari Sabtu, CCTV melaporkan.
Sementara itu, Korea Selatan akan memberikan bantuan kemanusiaan senilai US$2 juta kepada Myanmar melalui organisasi internasional sebagai bantuan awal, kata kementerian luar negerinya pada hari Sabtu.
Empat tahun perang saudara di Myanmar yang dipicu oleh kudeta militer telah merusak sistem perawatan kesehatan dan tanggap darurat negara tersebut.
Pemerintah militer sebelumnya telah menolak bantuan asing bahkan setelah bencana alam besar.
Kementerian luar negeri China mengatakan dalam pernyataan terpisah pada Sabtu pagi bahwa tidak ada laporan korban di antara warga negara China.
Sumber : CNA/SL