Cerita Investasi Dari Ferita Lie, Prekom Sinarmas Sekuritas

Ferita Lie
Ferita Lie

Jakarta | EGINDO.co – Cerita investasi dari Ferita Lie, Presiden Komisaris (Prekom) Sinarmas Sekuritas sekaligus Direktur Sinarmas Multiartha. Ceritanya sejak kecil Ferita Lie terbiasa melihat kepiawaian ibunya dalam mengelola keuangan keluarga.

Ferita mengatakan, ibunya selalu rutin berinvestasi tradisional dengan membeli dan mengumpulkan emas. Melihat konsistensi tersebut, Ferita belajar banyak hal penting mengenai nilai-nilai investasi. Katanya, sang ibu mengajarkan untuk langsung melakukan perencanaan keuangan dan berinvestasi saat menerima penghasilan.

“Saat itu, walaupun baru kerja dan penghasilan belum terlalu besar, saya selalu menyisihkan sebagian penghasilan saya,” kata Ferita Lie sebagaimana dilansir dalam laman resmi sinarmas yang dikutip EGINDO.co kemarin.

Perempuan lulusan akuntansi di Universitas Trisakti pada 1998 itu rajin menabung di deposito setiap bulan.

Baca Juga :  Sebanyak 22 Perusahaan Raih Penghargaan QHSE di Ajang IQSA 2024

Ferita mengatakan, dengan semakin bertambahnya anggota keluarga, apalagi setelah memiliki anak, investasi sudah bukan lagi menjadi pilihan, tetapi menjadi keharusan. Makanya, Ferita disiplin menyisihkan 50% pendapatannya untuk investasi.

Sejak berinvestasi, Ferita sudah menetapkan untuk tak ikut-ikutan orang lain, apalagi yang menawarkan keuntungan muluk-muluk atau tidak wajar. Hal ini menghindari dirinya dari jebakan investasi bodong.

Setelah memahami profil risiko dirinya dan melakukan berbagai riset tentang instrumen investasi, Ferita mulai membagi portofolio investasinya ke beberapa keranjang. Misalnya, 40% aset masuk ke instrumen investasi tidak likuid, dan 60% ke instrumen yang likuid. Aset yang tidak likuid disebar dalam bentuk properti dan investasi dalam wirausaha dengan menjalankan bisnis UMKM kosmetik.

Perempuan yang juga menjabat sebagai Direktur PT Sinar Mas Multiartha Tbk ini mengatakan, investasi properti dipilih karena industri ini cenderung tidak fluktuatif. Selain itu, permintaan atas rumah tinggal masih besar.

Baca Juga :  Hongkong Land Bantah Kabar Akan Jual Tower Di Central

Sementara itu, 60% terbagi dalam tiga kategori berdasarkan durasi investasinya. Misalnya, untuk jangka pendek, dia menempatkan investasi di valuta asing, saham dan deposito. Lalu, untuk investasi jangka menengah, Ferita memilih produk surat berharga atau obligasi. Kemudian, untuk investasi jangka panjang, Ferita memilih produk reksadana dan unitlink.

Lantaran sudah banyak bergelut di industri keuangan, Ferita juga memiliki pengetahuan yang mumpuni untuk berinvestasi di produk pasar modal, asuransi unitlink, dan forex. Di pasar saham, Ferita juga selektif memilih emiten. Misalnya, kini dia memilih investasi di sektor perbankan, FMCG, dan sektor energi. Investasi ini mempertimbangkan prospek fundamental emiten yang masih cukup baik.

Investasi dan bisnis tentu memiliki risiko. Saat berinvestasi dan membangun usaha sendiri, Ferita juga pernah mengalami kegagalan. Misalnya, perusahaan yang ia bangun pada 2016 terpaksa harus tutup karena tidak bergerak sesuai target. Tapi, pengalaman ini memberikan pelajaran berharga, dan menjadi bekal ke depan, terutama saat ia mendirikan perusahaan
kosmetik pada tahun 2019.

Baca Juga :  Minyak Menguat, Ekspektasi Pasokan Ketat Dan Permintaan Naik

Lulusan Magister Manajemen Universitas Pelita Harapan ini juga memberi beberapa tip bagi para investor yang baru memulai investasi. Sebaiknya, investor harus memahami seluk beluk instrumen investasi yang diinginkan. Selain itu, hindari budaya pamer harta atau flexing.@

Sc/fd/timEGINDO.co

Bagikan :
Scroll to Top