Catatan Khusus Terkait Arus Mudik & Balik Libur Lebaran 2023

Budiyanto wawancara

Jakarta|EGINDO.co Pemerhati masalah transportasi dan hukum Budiyanto menjelaskan, Persiapan untuk antisipasi arus mudik dan balik relatif cukup bagus. Dari mulai mempersiapkan sarana transportasi, aspek keselamatan, rekayasa lalu lintas dan kebijakan lain. Hanya yang menjadi catatan bahwa setiap hari libur Nasional, kita dihadapkan pada perkembangan situasi lalu lintas sangat dinamis sehingga rekayasa lalu lintas yang sudah dipersiapkan ( One way, contra flow, Ganjil – Genap ), kadang- kadang harus dapat menyesuaikan perkembangan lalu lintas tersebut.

Lanjutnya, Jadwal yang sudah dipersiapkan terjadi pergeseran baik waktu maupun ruas penggal jalan yang menjadi obyek rekayasa tersebut. Hal yang biasa dan wajar, yang penting perubahan – perubahan tersebut harus segera di komunikasikan atau diinformasikan kepada pengguna jalan agar tidak tersesat atau terjebak pada kemacetan, dan dapat mencari jalan alternatif.

Ia katakan, di Pihak lain pengguna jalan pun harus pro aktif mencari info tentang perkembangan situasi lalin, jangan masa bodoh atau pasif. Sifat masa bodoh atau pasif akan memberikan kontribusi terhadap masalah lalu lintas baik itu kemacetan, pelanggaran atau bahkan kecelakaan lalu lintas. 

Baca Juga :  AS Kirim 4 Juta Dosis Vaksin Covid-19 Ke Indonesia

Mantan Kasubdit Bin Gakkum AKBP ( P  ) Budiyanto mengatakan, demikian juga para pemangku kepentingan yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan untuk dapat secara terus menerus memberikan perkembangan situasi lalu lintas secara riel time. Gunakan media yang ada untuk membangun komunikasi 2 ( dua ) arah antara Pengguna jalan dan Petugas baik yang ada di Komando maupun yang ada di lapengan. Hanya yang disayangkan masih ada sebagian pengguna jalan yang masa bodoh, akhirnya terjebak pada kemacetan.

Ungkapnya, NTMC, RTMC dan TMC sebagai pusat Komando, kendali dan komunikasi serta pusat informasi dapat digunakan sebagai media komunikasi 2 ( dua ) arah antara pengguna jalan dengan petugas Kepolisian.

Baca Juga :  KPK Ungkap OTT Terjadi Di Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalsel

“Sarananya cukup lengkap dari mulai: Face book, Twitter, Instagram, telp, HT dan sebagainya,”ujarnya.

Dikatakan Budiyanto, Masyarakat dapat menginfokan kepada petugas apabila ada kendala di jalan, dan sebaliknya petugas memiliki kewajiban untuk merespon dengan cepat masukan tersebut dengan cara memberikan solusi alternatif yang tepat. Problem masa bodoh, acuh tak acuh atau pasif akan dapat berakibat pada tindakan atau perilaku pemudik yang kontra produktif, antara lain: Menggunakan rest area yang terlalu lama, parkir di bahu jalan, mencari jalan alternatif tanpa perhitungan atau ikut – ikutan, perubahan waktu dan ruas penggal jalan yang dijadikan obyek rekayasa dan sebagainya sehingga kemacetan tak dapat dihindari.

Disimpulkannya, antisipasi mudik dan balik libur lebaran relatif cukup bagus, hanya yang menjadi catatan:
1.Rest area pada waktu tertentu mengalami kepadatan karena kurang disiplinnya pengguna rest area.
2.Parkir di bahu jalan.
3.Perunbahan waktu dan ruas penggal jalan yang menjadi obyek rekayasa.
4.Sikap dan perilaku masa bodoh, yang seharusnya komunikasi 2 ( dua ) arah dapat dibangun dengan baik melalui media yang ada NTMC, RTMC dan TMC serta media yang lain. Adanya perpanjangan waktu libur, himbauan mudik dan balik menghindari arus puncak, diskon pada tol – tol tertentu dan mengalihkan arus mudik ke Bakauheuni ke Merak dan Ciwandan sebagai langkah tepat untuk mendistribusikan arus secara merata sehingga tidak terjadi penumpukan pada arus pada waktu dan ruas penggal jalan tertentu.

Baca Juga :  Hari Ini, BSDE Tawarkan Sukuk Dan Obligasi, Bunga 7,75%

Masalah kecelakaan libur lebaran tahun 2023 mengalami penurunan: 19% dibandingkan periode yang sama tahun 2022. “Persiapan yang terencana dengan baik menghasilkan situasi lalin yang relatif dinamis dan kondusif dan menurunnya angka kecelakaan lalu lintas, “tegas Budiyanto.

@Sadarudin

Bagikan :
Scroll to Top