Cara Memisahkan Biji Kopi Yang Baik Dan Tidak

Cara memisahkan Biji Kopi
Cara memisahkan Biji Kopi

Jakarta | EGINDO.co – Cara memisahkan Biji Kopi yang baik dan tidak. Hal ini penting bagi para penikmat kopi dan bagi pebisnis kopi. Hampir semua orang mengenal dua jenis biji kopi berdasarkan mutu, yaitu biji kopi dengan mutu baik dan mutu tidak baik.

Sesungguhnya kopi yang baik dan tidak tergantung ketika memisahkan biji kopi atau mensortirnya karena tidak ada cara lain selain lewat sortir tiap biji kopi. Badan Standarisasi Nasional menerbitkan persyaratan soal penyortiran yang baik itu lewat SNI (Standar Nasional Indonesia) 01 2907 1999: Biji Kopi.

Penyortiran dibantu dengan mesin pengayak (Catador), yakni berupa pelat berlubang yang disusun berurutan mulai dari yang berlubang terbesar sampai terkecil. Pada saat biji kopi dilewatkan pada permukaan pelat yang digoyang dan digetarkan, biji kopi tersebut akan terpisah sesuai dengan ukuran lubang pelat masing-masing.

Baca Juga :  Saat IMF Pangkas Proyeksi Ekonomi Global, RI Tetap Resilien

Dari hasil ayakan ditampung dalam karung. Proses tersebut belum selesai karena masih harus disortasi lagi yaitu memisahkan biji kopi berdasarkan warna dan cacat fisik lainnya. Sortasi berdasarkan warna dapat dilakukan dengan mesin pembeda warna (Sortex).

Lalu mesin Sortex mampu memisahkan biji kopi berdasarkan daya pantul permukaan biji terhadap sinar yang dipancarkan mesin saat biji melewati detektor. Dari sinilah biji kopi dipisahkan menjadi dua macam, yaitu biji bermutu “baik” dan “tidak baik”. “Tahap ini sangat menentukan jenis dan keseragaman mutu fisik dan cita rasa seduhan kopi karena sejumlah besar biji kopi mutu baik dapat rusak cita rasa seduhannya oleh sedikit saja biji kopi mutu rendah,” Dikutip dari Yusianto dan Cahya Ismayadi dalam buku “Kopi: Sejarah, Botani, Proses Produksi, Pengolahan, Produksi Hilir, dan Sistem Kemitraan” (Gadjah Mada University Press, 2016).

Baca Juga :  Pendistribusian Arus Lalin Libur Nataru Bisa Terkontrol

Biasanya dari hasi sortasi tersebut biasanya belum memenuhi keinginan konsumen dan belum tentu sesuai dengan standar mutu yang berlaku. “Oleh sebab itu, sebagian besar pekebun masih melakukan sortasi berikutnya secara manual. Begitu menurut Yusianto dan Cahya Ismayadi.

Sortasi manual dilakukan untuk memisahkan biji kopi berdasarkan standar mutu yang ada. Sebagian besar perkebunan kopi di Jawa masih mengandalkan cara ini. Biji dipilah satu per satu berdasarkan kondisi fisiknya. Cara ini bisa lebih detil memisahkan biji kopi yang cacat dan tidak.

Yusianto dan Cahya Ismayadi mengungkapkan, cacat tersebut terdiri dari biji hitam, biji cokelat, biji berlubang satu, biji berlubang banyak, biji pecah, pecahan biji, biji bertutul, biji muda, biji berjamur dan lain-lain. Lalu, setelah dilakukan pengelompokan biji kopi secara manual, masih belum tentu juga dapat menjamin mutu seduhan. Hanya saja dengan sortasi yang berlapis, dapat mengantisipasi sebagian besar penyebab cacat cita rasa seduhan kopi.

Baca Juga :  China Larang Impor Makanan Jepang Dengan Alasan Keamanan

Tahap selanjutnya setelah sortasi ini ialah masuk ke uji seduhan (cup test). Tujuannya, untuk mencari kesalahan-kesalahan prakiraan cita rasa seduhan kopi berdasarkan sifat fisik. Uji seduhan ini juga dapat memperkecil cacat pada cita rasa.@

Bs/TimEGINDO.co

 

Bagikan :
Scroll to Top