Jakarta | EGINDO.com – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan, cadangan batubara Indonesia diperkirakan hanya mampu memenuhi kebutuhan nasional untuk 50 hingga 60 tahun ke depan. Proyeksi ini dibuat dengan asumsi produksi tahunan tetap di atas 500 juta ton dan tanpa penemuan sumber daya baru.
“Kalau produksi per tahun tetap di atas 500 juta ton, maka umur cadangan batu bara kita diperkirakan hanya 50–60 tahun. Kita punya cadangan besar, terutama untuk kalori rendah dan sedang,” ujar Kepala Biro Perencanaan Kementerian ESDM, Hariyanto dalam peluncuran laporan The Energy Shift Institute (ISI).
Katanya per Desember 2023, total cadangan batubara nasional tercatat mencapai 31,71 miliar ton, sementara sumber daya batubara mencapai 97,29 miliar ton. Adapun rinciannya cadangan kalori rendah: Terkira: 10,9 miliar ton. Terbukti: 12,8 miliar ton. Total: 23,7 miliar ton.
Cadangan kalori sedang: Terkira: 1,5 miliar ton. Terbukti: 2,9 miliar ton. Total: 4,65 miliar ton. Cadangan kalori tinggi: Terkira: 1,7 miliar ton. Terbukti: 1,8 miliar ton. Total: 3,55 miliar ton.
Direktur Eksekutif Indonesian Mining Association (IMA), Hendra Sinadia menyebut, rasio keberhasilan eksplorasi tambang secara global hanya sekitar 5%. “Kalau eksplorasi butuh US$100 juta, kemungkinan suksesnya hanya 5%. Dari 100 pengeboran, hanya 5 yang mungkin berhasil menemukan cadangan,” ungkap Hendra.
Indonesia katanya, rasio itu bahkan lebih rendah, yakni hanya sekitar 2,5% hingga 3%. Penyebab utamanya adalah tumpang tindih regulasi dan hambatan perizinan, seperti kewajiban divestasi saham hingga izin kawasan hutan. Menurutnya, investasi asing menjadi kunci dalam mendorong eksplorasi ke depan. Namun saat ini minat investor cenderung melemah akibat iklim regulasi yang belum kondusif.@
Bs/timEGINDO.com