Bursa AS Anjlok, IHSG Berisiko Koreksi

Pengunjung memantau langsung pergerakan indeks saham dari papan elektronik di Aula Utama Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta
Pengunjung memantau langsung pergerakan indeks saham dari papan elektronik di Aula Utama Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta

Jakarta|EGINDO.co IHSG diperkirakan masih berisiko mengalami koreksi pada perdagangan hari ini, Kamis (25/7/2024), akibat penurunan tajam di bursa saham Amerika Serikat (AS).

Fanny Suherman, Kepala Riset Ritel Analis BNI Sekuritas, menyatakan bahwa potensi koreksi ini dipicu oleh kejatuhan bursa saham AS serta penantian investor terhadap data pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang akan dirilis besok malam.

Pada penutupan perdagangan hari Rabu, IHSG mengalami penurunan sebesar 0,70 persen atau 51 poin, sehingga berada di level 7.262.

Penurunan ini disertai dengan aksi jual bersih oleh investor asing sebesar Rp623 miliar. Saham yang paling banyak dijual oleh investor asing meliputi BMRI, BBRI, TLKM, BBNI, dan UNTR.

Baca Juga :  Foopak Bio Natura, Inovasi Sinar Mas Yang Ramah Lingkungan

Fanny memperkirakan pergerakan IHSG hari ini dengan level dukungan berada di kisaran 7.180-7.220, sementara level resisten berada di rentang 7.280-7.330.

Ia mengungkapkan bahwa penurunan bursa saham AS dipengaruhi oleh kinerja buruk dua perusahaan besar, yaitu Tesla dan Alphabet.

Indeks S&P 500 mengalami penurunan sebesar 2,31 persen, Nasdaq turun 3,64 persen, dan Dow Jones Industrial Average melemah 1,25 persen.

Saham Alphabet turun 5 persen, mencapai posisi terendah sejak 31 Mei, disebabkan oleh peningkatan belanja modal dan penurunan pendapatan pada kuartal kedua.

Fanny juga mencatat pelemahan bursa saham di kawasan Asia-Pasifik pada hari Rabu. Indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,11 persen, Hang Seng Hong Kong turun 0,91 persen, Shanghai Composite China turun 0,46 persen, Straits Times Singapura turun tipis 0,07 persen, ASX Australia turun 0,09 persen, dan KOSPI Korea Selatan melemah 0,56 persen.

Baca Juga :  Desain Baru, Ujian Praktik SIM C Diklaim Lebih Mudah

Aktivitas sektor swasta di Australia menunjukkan perlambatan pada Juli 2024, yang tercermin dari data Purchasing Manager Index (PMI). PMI gabungan turun ke level terendah dalam enam bulan menjadi 50,2 dari 50,7 pada Juni lalu.

Sementara itu, produsen mobil Toyota di Jepang mengumumkan rencana pembelian kembali saham sebesar 806,85 miliar yen (US$5,17 miliar) yang akan dilakukan dari bank-bank besar Jepang dan perusahaan asuransi.

Di Korea Selatan, saham Samsung Electronics turun 2,26 persen akibat aksi mogok serikat pekerjanya, di mana pembicaraan antara serikat pekerja dan perusahaan belum mencapai kesepakatan.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top