Jakarta|EGINDO.co Pergerakan Bitcoin kembali menunjukkan penguatan signifikan setelah beberapa hari berada dalam tekanan. Aset kripto terbesar di dunia itu melonjak dan berhasil menembus level 92.000 dolar AS, menandai pemulihan yang cukup kuat dibandingkan pekan lalu ketika harganya sempat tertekan oleh volatilitas pasar global.
Kenaikan ini disinyalir tidak lepas dari kembalinya minat institusi keuangan besar terhadap aset digital. Sejumlah manajer investasi global dilaporkan meningkatkan eksposur mereka pada Bitcoin, memanfaatkan momentum koreksi sebagai peluang akumulasi. Arus modal institusional ini turut memperkuat sentimen pasar, sekaligus menambah optimisme bahwa adopsi aset kripto di level global terus berkembang.
Di sisi lain, pelaku pasar kini mengalihkan perhatian pada rapat kebijakan moneter The Federal Reserve yang dijadwalkan berlangsung pada 9–10 Desember 2025. Pertemuan tersebut dinilai menjadi salah satu agenda paling krusial menjelang akhir tahun, karena arah suku bunga acuan The Fed berpotensi menentukan dinamika pasar dua bulan ke depan, termasuk pasar kripto.
Sejauh ini, investor masih berspekulasi apakah The Fed akan mempertahankan suku bunga atau mulai memberi sinyal pelonggaran kebijakan. Ketidakpastian ini membuat volatilitas aset berisiko tetap tinggi, dengan Bitcoin menjadi salah satu instrumen yang paling sensitif terhadap perubahan ekspektasi kebijakan moneter.
Dengan kombinasi arus masuk institusional dan menunggu keputusan penting dari bank sentral AS, pasar kripto diperkirakan memasuki periode yang dinamis. Analis menilai bahwa level psikologis 92.000 dolar AS menjadi titik kunci yang akan menentukan arah Bitcoin dalam beberapa waktu ke depan. (Sn)