BPS Mencatat Orang Kaya Makin Menahan Belanja, Fenomena Rojali

bps
Gedung BPS di Jakarta

Jakarta | EGINDO.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat orang kaya semakin menahan untuk berbelanja. Deputi Bidang Statistik Sosial BPS, Ateng Hartono, dalam Konferensi Pers di Jakarta, pada Jumat (25/7/2025) menyebutkan bahwa fenomena tersebut patut diamati karena bisa menjadi cerminan tekanan ekonomi pada kelompok rumah tangga tertentu.

Katanya Badan Pusat Statistik (BPS) turut menyoroti fenomena sosial baru yang ramai dibicarakan publik, yakni Rojali, alias Rombongan Jarang Beli. Fenomena ini diartikan sebagai masyarakat yang datang ke pusat perbelanjaan tetapi tidak melakukan pembelian. “Fenomena Rojali memang belum tentu mencerminkan tentang kemiskinan. Tetapi ini relevan juga sebagai gejala sosial dan juga bisa jadi ada untuk refresh atau tekanan ekonomi terutama kelas yang rentan,” kata Ateng.

Dijelaskannya data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2025 menunjukkan kelompok masyarakat 20% teratas atau terkaya justru mulai menahan konsumsi mereka. Tercatat, kelompok 20% penduduk terkaya menyumbang 45,56% dari total pengeluaran nasional per Maret 2025. Angka itu turun jika dibandingkan pada September 2024 sebesar 46,24% dan juga lebih rendah dari 45,91% pada Maret 2024. Berdasarkan data Susenas 2025, kelompok atas memang agak menahan konsumsinya.

Meskipun kelompok atas menahan belanja, Ateng menegaskan hal itu belum tentu berdampak langsung terhadap angka kemiskinan. Namun demikian, fenomena itu dinilai penting untuk mendesain ulang arah kebijakan pemerintah. Tidak cukup hanya fokus menurunkan kemiskinan ekstrem, tetapi juga penting menjaga ketahanan konsumsi dan stabilitas ekonomi rumah tangga kelas menengah bawah.@

Bs/timEGINDO.com

Scroll to Top