BPS Catat Daerah Alami Kenaikan Beras Kembali Bertambah

Pekerja memanggul karung berisi beras bantuan di Kelurahan Pringrejo, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (26/2/2024).
Pekerja memanggul karung berisi beras bantuan di Kelurahan Pringrejo, Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (26/2/2024).

Jakarta|EGINDO.co Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, daerah yang mengalami kenaikan harga beras kembali meningkat di pekan keempat Februari 2024. Dari sebelumnya 179 daerah pada pekan ketiga alami kenaikan harga beras, kemudian bertambah menjadi 268 daerah.

“Jumlah kabupaten kota yang mengalami kenaikan harga beras meningkat dari minggu-minggu sebelumnya. Di minggu keempat ini kenaikan harga beras terjadi di 268 kabupaten kota,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini dalam Rapat Pengendalian Inflasi Daerah di Jakarta, Senin (26/2/2024).

Pudji menyebutkan secara berkaitan di beberapa wilayah kabupaten, kota di Sumatra dan Jawa masih mengalami kenaikan cukup tinggi. Yakni di kisasan 10-30 persen.

Baca Juga :  Pemerhati Sebut Pelanggaran Viral, Dua Sanksi Mengintai 

Adapun menurut dia harga rata-rata nasional beras sebesar Rp15.387 per kilogram. Besaran harga itu tercatat mengalami kenaikan dari pekan ketiga Februari, yakni Rp15.246 per kilogram.

Meski demikian, Ia menegaskan terdapat juga daerah yang mengalami penurunan harga beras. Data dia mencatat penurunan itu terjadi di 56 kabupaten dan kota.

Sementara itu, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meminta masyarakat untuk beralih konsumsi dari beras komersial ke beras Bulog. Pasalnya, saat ini Bulog telah menyiapkan beras progra Stabilisasi Pasokan dan Harg Pangan (SPHP) dan beras komersial.

“Pemerintah telah menyiapkan beras alternatif untuk dikonsumsi masyarakat. Tadi juga banyak beras Bulog dan beras nya juga enak bagus,” kata Zulkifli Hasan kepada wartawan di Pasar Klender SS, Jakarta Timur, Senin (26/2/2024).

Baca Juga :  Warga DKI Tak Lagi Tinggal Di Jakarta, Dinonaktifkan NIK-Nya

Zulkifli menyebutkan beras SPHP dijual dengan harga Rp55.000 per kantong (5 kilogram). Sedangkan, untuk harga beras komersial saat ini dijual dengan harga Rp 14.000 per kilogram.

“Beras yang disalurkan itu memiliki rasa yang enak dan berkualitas baik. Saya rasa beras itu layak menjadi alternatif pilihan bagi masyarakat,” ujar Zulkifli.

Dengan adanya peralihan, kata Zulkifli, ketersediaan stok beras premium lokal saat ini mengalami perlambatan produksi. Hal ini dinilai dapat menurunkan harga jual beras premium secara perlahan.

“Sebab dengan peralihan konsumsi tadi, permintaan terhadap beras premium lokal secara otomatis akan turun. Hal ini bisa membuat suplai beras yang mengalami perlambatan produksi menjadi cukup,” ucap Zulkifli.

Baca Juga :  Singapura Terima Pengunjung Punya Sertifikat Covid-19 Mei

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top