Bos BEI Buka Suara Soal Maraknya Seruan Boikot

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman dan Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Antonius Hari dalam acara workshop Pasar Modal di Balikpapan, Jumat (17/11/2023).
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman dan Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Antonius Hari dalam acara workshop Pasar Modal di Balikpapan, Jumat (17/11/2023).

Balikpapan|EGINDO.co Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, buka suara soal masifnya seruan boikot produk-produk pendukung entitas Zionis Israel. Pasalnya, ada produk-produk yang diserukan diboikot berada di bawah perusahaan (emiten) yang listing di BEI.

“Nah, kalau terkait dengan boikot saya masih positif melihatnya, saya bukan bilang ini tidak berdampak signifikan. Tapi bagi pasar modal kita, menurut saya masih bisa mengelola isu ini,” ujar Iman Rachman dalam acara workshop di Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (17/11/2023).

Menurut Iman, seruan boikot juga masih pro dan kontra. Di sisi lain, investor di pasar modal Indonesia sudah cerdas dalam berinvestasi.

“Karena, uang investasinya juga berputar dan mengalir ke pilihan-pilihan saham lainnya. Jadi, mungkin kita bicara satu dua saham, tapi ini ada 904 saham dimana investor kita bisa memilih,” ucapnya.

Baca Juga :  Jadwal PPDB DKI Jakarta 2021 Beserta Alur Pendaftarannya

Para investor, tambah Iman, biar bagaimanapun tetap melihat sisi fundamentalnya. Sementara seruan boikot investor akan melihat apakah akan berlangsung lama.

“Kalau kita bicara perang Rusia dan Ukraina, Rusia punya sumber energi yang besar. Karena dia salah satu produsen energi terbesar sehingga dampaknya lebih signifikan,” ujar Iman.

Sementara itu, Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan, Antonius Hari menyatakan dukungannya. Terhadap langkah BEI dalam menjaga stabilitas pasar modal.

Para investor bisa saja memanfaatkan momentum untuk mendapatkan keuntungan. Tapi tetap harus hati-hati, tetap memperhatikan fundamental sahamnya.

Sumber: rri.co.id/Sn

Bagikan :
Scroll to Top