Moskow | EGINDO.co – Putri Alexander Dugin, seorang ideolog garis keras Rusia yang dekat dengan Presiden Vladimir Putin, tewas dalam pemboman mobil di pinggiran Moskow, kata pihak berwenang pada Minggu (21 Agustus).
Menurut anggota keluarga yang dikutip oleh media Rusia, Dugin – seorang pendukung vokal ofensif Kremlin di Ukraina – kemungkinan menjadi target ledakan ketika putrinya meminjam mobilnya pada menit terakhir.
Daria Dugina tewas ketika sebuah bom yang ditempatkan di Toyota Land Cruiser meledak saat ia mengemudi di jalan raya dekat desa Bolshie Vyzyomy, sekitar 40 km di luar Moskow, Komite Investigasi Rusia mengatakan dalam sebuah pernyataan.
Dugina, seorang jurnalis kelahiran 1992 yang secara terbuka mendukung serangan itu, meninggal di tempat kejadian dan penyelidikan pembunuhan telah dibuka, kata komite yang menyelidiki kasus-kasus kejahatan besar di Rusia.
Pada bulan Juli Inggris memasukkannya ke dalam daftar orang Rusia yang terkena sanksi karena diduga menyebarkan disinformasi online tentang Ukraina.
Dugin, 60, kadang-kadang disebut “Putin’s Rasputin” atau “Otak Putin”, adalah seorang intelektual ultranasionalis Rusia yang blak-blakan.
Dia telah lama menganjurkan penyatuan wilayah berbahasa Rusia di kerajaan Rusia baru yang luas dan dengan sepenuh hati mendukung operasi Moskow di Ukraina.
Dia dimasukkan dalam daftar sanksi Barat setelah Rusia mencaplok Krimea pada 2014, sebuah langkah yang juga dia dukung.
Belum ada pihak yang mengaku bertanggung jawab atas pengeboman tersebut.
Kepala salah satu daerah separatis Ukraina menyalahkan ledakan itu pada pihak berwenang Kyiv.
“Teroris rezim Ukraina mencoba melikuidasi Alexander Dugin, tetapi meledakkan putrinya,” tulis kepala DNR Denis Pushilin di Telegram.
Seorang penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak membantah bahwa pihak berwenang Kyiv berada di balik pemboman itu.
“Ukraina pasti tidak ada hubungannya dengan ledakan kemarin karena kami bukan negara kriminal,” katanya dalam sambutan yang disiarkan televisi.
Juru bicara kementerian luar negeri Rusia Maria Zakharova menulis di Telegram bahwa “jika teori Ukraina dikonfirmasi … dan itu harus diverifikasi oleh otoritas yang berwenang, itu akan menjadi terorisme negara di pihak rezim Kyiv”.
Sumber : CNA/SL