BN Ikut Dalam Pemerintahan Persatuan Tapi Tidak Dipimpin PN

Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi (tengah) konferensi pers di Kuala Lumpur
Presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi (tengah) konferensi pers di Kuala Lumpur

Kuala Lumpur | EGINDO.co – Barisan Nasional (BN) siap untuk mendukung dan mengambil bagian dalam pemerintahan persatuan seperti yang diperdebatkan oleh raja, kata partai koalisi Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).

Namun, partai tersebut menekankan bahwa mereka tidak akan menjadi bagian dari pemerintah persatuan yang dipimpin oleh koalisi Perikatan Nasional (PN), yang dipimpin oleh Muhyiddin Yassin.

Dalam pernyataan yang dirilis Kamis pagi (24/11) setelah pertemuan Dewan Tinggi UMNO, Sekretaris Jenderal Partai Ahmad Maslan mengatakan: “Dewan Tinggi (UMNO) telah mempertimbangkan dengan hati-hati poin-poin utama setelah diskusi antara BN dengan Pakatan Harapan ( PH) dan Perikatan Nasional.

“Dewan tertinggi dengan suara bulat memutuskan untuk mematuhi keinginan Yang Mulia raja untuk Barisan Nasional untuk mendukung dan mengambil bagian dalam pemerintah persatuan yang tidak dipimpin oleh Perikatan Nasional untuk memastikan terbentuknya pemerintahan yang stabil dan makmur, ” tambah Pak Ahmad Maslan.

Pada hari Senin, para pemimpin PH dan BN bertemu di hotel Seri Pacific untuk membahas pembentukan pemerintahan baru. Mr Anwar kemudian mengatakan bahwa dia sangat senang dengan kemajuan diskusi.

Media lokal juga melaporkan bahwa beberapa tokoh BN dan PN mengadakan pembicaraan di hotel St Regis di Kuala Lumpur pada hari Rabu. Mengutip sumber-sumber partai, media lokal melaporkan bahwa pertemuan itu untuk mendengar kasus Muhyiddin tentang pemerintah persatuan.

Dalam keterangannya, Ahmad Maslan menambahkan bahwa dewan tertinggi UMNO akan mematuhi dan menerima pembentukan pemerintah persatuan atau struktur pemerintahan lainnya yang akan ditetapkan oleh raja.

Dia juga mengatakan, DPP UMNO mendukung kepemimpinan presiden partai Ahmad Zahid Hamidi.

Pada Rabu pagi, ketua BN Ahmad Zahid, wakilnya Mohamad Hasan dan sekretaris jenderal koalisi Zambry Abdul Kadir terlihat mengemudi ke halaman istana untuk audiensi kerajaan dengan Raja.

Mr Ahmad Zahid kemudian dikutip mengatakan oleh Malaysiakini bahwa Raja telah memutuskan bahwa semua 30 anggota parlemen BN harus mengambil bagian dalam pemerintahan persatuan.

“Keputusan Tuanku adalah membentuk pemerintahan persatuan,” kata Ahmad Zahid.

BN yang dipandang sebagai kingmaker setelah hasil pemilihan umum ke-15 (GE15) melihat skenario parlemen yang menggantung, dengan koalisi PH dan PN berlomba untuk membentuk pemerintahan baru.

PH, yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim, menjadi yang terbaik dalam pemilihan hari Sabtu, meraih 81 kursi. Kursi tambahan yang dimenangkan oleh Syed Saddiq dari Aliansi Demokrasi Bersatu Malaysia (MUDA) menjadikan penghitungan ini menjadi 82.

PN mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin membuntuti dengan 73 kursi, yang berarti tidak ada koalisi yang memiliki jumlah mayoritas langsung dari 112 kursi di parlemen dengan 222 kursi.

BN menempati posisi ketiga jauh di belakang PH dan PN, memenangkan 30 kursi parlemen.

Kedua koalisi terkemuka telah mendekati mitra potensial untuk mengumpulkan jumlah yang dibutuhkan untuk membentuk pemerintahan.

BN, setelah pembicaraan dengan PH dan pertimbangan internal yang berkepanjangan, mengumumkan pada hari Selasa bahwa mereka tidak akan mendukung PH atau PN, malah memilih untuk tetap sebagai oposisi.

Setelah raja memanggil Anwar dan Muhyiddin pada Selasa sore untuk menyelesaikan kebuntuan, pemimpin PH mengatakan kepada wartawan bahwa penguasa belum membuat keputusan.

Dalam jumpa pers terpisah, Muhyiddin mengatakan bahwa raja telah meminta PH dan PN untuk membentuk pemerintahan persatuan. Tapi PN menolak saran itu.

Pada hari Rabu, istana mengumumkan bahwa raja akan mengadakan pertemuan khusus dengan sesama penguasa pada hari Kamis untuk mencari pandangan mereka tentang kebuntuan atas pembentukan pemerintahan baru.

Pertemuan khusus dengan para penguasa Melayu itu bertujuan agar raja mendapatkan pandangannya sebelum mengambil keputusan demi kepentingan dan stabilitas negara dan rakyat, menurut keterangan istana.
Sumber : CNA/SL

Scroll to Top