BMKG dan BNPB Gelar Operasi Modifikasi Cuaca untuk Reduksi Risiko Lahar Dingin di Lumajang

ilustrasi
ilustrasi

Surabaya|EGINDO.co Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) resmi menjalankan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) selama lima hari, dimulai pada Rabu, 26 November 2025. Langkah ini diambil sebagai antisipasi terhadap potensi banjir lahar dingin di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, menyusul letusan Gunung Semeru pada 19 November 2025 yang menyebarkan material vulkanik dalam jumlah besar.

Deputi Bidang Modifikasi Cuaca BMKG, Tri Handoko Seto, menjelaskan bahwa fokus utama OMC adalah menurunkan intensitas hujan di daerah hulu untuk mengurangi risiko banjir lahar dingin yang bersifat merusak. Selain itu, operasi ini juga bertujuan mencegah terjadinya hujan lebat hingga ekstrem yang berpotensi memicu bencana hidrometeorologi lainnya, termasuk longsor, di wilayah Jawa Timur.

“Prioritas OMC di Jawa Timur saat ini adalah mitigasi banjir lahar dingin pasca-erupsi Gunung Semeru. Setiap hari kami memantau prakiraan cuaca. Bila potensi hujan tinggi terdeteksi, intervensi melalui OMC segera dilakukan. Dengan demikian, hujan di hulu dapat dikendalikan sehingga potensi banjir lahar dingin dapat diminimalkan,” ujar Seto, Kamis, 27 November 2025.

Pelaksanaan OMC didasari analisis meteorologi yang menunjukkan peningkatan signifikan pembentukan awan hujan di wilayah Jawa Timur. Outgoing Longwave Radiation (OLR) pada periode 30 November – 2 Desember 2025 tercatat negatif di beberapa daerah, menandakan pertumbuhan awan hujan yang cukup masif.

BMKG juga mencatat adanya aktivasi Gelombang Rossby Equator dan Low Frequency di sebagian besar Jawa Timur pada 25 November – 2 Desember 2025. Fenomena ini bertepatan dengan musim hujan yang mulai berlangsung, sehingga risiko bencana susulan meningkat karena material vulkanik yang menumpuk di permukaan, khususnya di aliran material erupsi di Lumajang.

Direktur Operasional Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, menambahkan bahwa operasi OMC dijalankan dari Lanudal Juanda, Surabaya. Hingga Jumat, 28 November 2025, telah dilakukan empat sorti penerbangan dengan total empat ton bahan disemai. Pesawat Cessna Caravan diterbangkan untuk mengintervensi awan yang berpotensi menimbulkan hujan lebat sebelum mencapai area target, yakni Kabupaten Lumajang.

“Keamanan penerbangan menjadi prioritas utama karena Gunung Semeru masih aktif. Dengan demikian, OMC dapat berjalan efektif dan aman,” jelas Budi.

Direktur Tata Kelola Modifikasi Cuaca BMKG, Edison Kurniawan, menekankan pentingnya sinergi antara BMKG dan BNPB dalam misi kebencanaan ini. BMKG secara aktif memberikan rekomendasi teknis terkait OMC kepada BNPB agar mitigasi dapat dilakukan tepat waktu dan sasaran.

“Harapannya, OMC dilaksanakan tepat sasaran sebagai bagian dari upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Personel BMKG juga mendampingi BNPB di lapangan untuk memastikan setiap langkah OMC sesuai dengan objektivitas misi,” pungkas Edison. (Sn)

Scroll to Top