Jakarta | EGINDO.co – Untuk biodiesel tidak cukup Sertifikat RSPO, juga Sertifikat ISCC. Hal itu diungkapkan Chief Executive Officer PT Perkebunan Nusantara V, Jatmiko Santosa, bahwa industri kelapa sawit bukan hanya terbatas sebagai komoditas strategis dan prospektif untuk meningkatkan ekonomi dan mengentaskan kesenjangan di masyarakat, melainkan juga harus berbasis lingkungan.
Chief Executive Officer PT Perkebunan Nusantara V, Jatmiko Santosa dalam keterangan tertulisnya dikutip EGINDO.co mengatakan sebagai perusahaan negara, PTPN V dapat menjadi leading sector tentang penerapan budidaya sawit yang berkelanjutan dan meningkatkan citra kelapa sawit Indonesia.
Katanya PTPN V turut merangkul petani mitra binaan dalam melaksanakan praktik budidaya perkebunan sawit lestari untuk memperoleh sertifikasi RSPO. Para petani dan perusahaan akan memperoleh keuntungan baik dari sisi produktivitas maupun penjualan atas produk sawit melalui penerapan praktik budidaya perkebunan berkelanjutan atau sustainable.
Menurutnya, PTPN V telah melengkapi dan merealisasikan praktik budidaya sesuai standar karbon internasional atau International Sustainability & Carbon Certification (ISCC) serta Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).
PTPN V perusahaan perkebunan milik negara pertama yang mengantongi sertifikasi standar Eropa ISCC, sejak 2018 lalu yang mana kini 70 persen unit pabrik kelapa sawit (PKS) dan kebun PTPN V telah mengantongi sertifikasi berstandar internasional.@
Bd/TimEGINDO.co