Jakarta|EGINDO.co Bank Indonesia (BI) tetap optimistis bahwa tingkat inflasi akan berada dalam kisaran sasaran 2,5±1% pada tahun 2024 dan 2025. Optimisme ini didasarkan pada angka inflasi tahunan hingga Agustus 2024 yang tercatat sebesar 2,12 persen, sedikit menurun dibandingkan inflasi bulan Juli 2024 yang berada di angka 2,13 persen.
Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono, menyatakan bahwa stabilitas inflasi ini merupakan hasil dari kebijakan moneter yang konsisten serta sinergi kuat antara BI dan Tim Pengendalian Inflasi Pemerintah Pusat dan Daerah. Salah satu inisiatif utama dalam sinergi ini adalah Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang dijalankan di berbagai wilayah Indonesia.
BI juga memperhatikan perkembangan inflasi inti, yang menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan kebijakan suku bunga. Inflasi inti pada Agustus 2024 tercatat sebesar 2,02 persen, meningkat dari 1,95 persen pada bulan sebelumnya. Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan harga beberapa komoditas, seperti kopi bubuk, emas perhiasan, dan biaya pendidikan, yang dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas global dan dimulainya tahun ajaran baru.
Sementara itu, inflasi pada komponen harga pangan bergejolak (volatile food) mengalami penurunan menjadi 3,04 persen pada bulan Agustus, dari 3,63 persen pada bulan Juli. Penurunan ini didorong oleh peningkatan pasokan dari panen berbagai komoditas hortikultura, seperti bawang merah, daging ayam ras, telur, dan tomat.
Namun demikian, inflasi pada kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices) justru meningkat menjadi 1,68 persen pada Agustus 2024, naik dari 1,47 persen pada bulan sebelumnya. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh penyesuaian harga bahan bakar minyak nonsubsidi dan dampak lanjutan dari kenaikan cukai hasil tembakau, yang memengaruhi harga bensin dan sigaret kretek mesin (SKM).
Sumber: rri.co.id/Sn