Jakarta | EGINDO.co     -Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengisyaratkan suku bunga acuan 7 days repo rate (BI 7DRRR) berpotensi turun lagi di sisa akhir tahun ini. Bank sentral akan terus memantau indikator ekonomi dalam menentukan suku bunga acuan.
“Dari sisi keuangan, suku bunga ada potensi turun,” ucap Perry dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (27/10).
Perry menyatakan penentuan suku bunga akan bergantung dari laju inflasi, nilai tukar rupiah, dan aliran dana asing yang masuk ke Indonesia. Perkembangan ini akan dibahas secara berkala dalam rapat dewan gubernur (RDG) BI.
“Ketidakpastian di pasar keuangan, baik global maupun domestik, kami mencatat dengan inflasi yang sangat rendah dan pertumbuhan ekonomi yang harus didorong, kami melihat tentu ada ruang penurunan suku bunga,” imbuh Perry.
Sebelumnya, BI memutuskan menahan tingkat suku bunga acuan pada posisi 4 persen per Oktober 2020. Begitu pula dengan tingkat suku bunga deposit facility dan bunga lending facility masing-masing tetap di 3,25 persen dan 4,75 persen.
Perry mengatakan keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan kondisi ekonomi global yang terus membaik, termasuk besarnya stimulus fiskal, salah satunya di AS.
Keputusan RDG BI juga mempertimbangkan kondisi ekonomi nasional seiring meningkatnya realisasi dana program penanganan covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Selain itu, ekspor juga meningkat seiring naiknya permintaan dari AS untuk beberapa komoditas, seperti besi baja dan tekstil.
BI juga mempertimbangkan indikator ketahanan ekonomi Indonesia, tercermin dari Defisit Transaksi Berjalan (Current Account Deficit/CAD) yang diperkirakan surplus pada akhir 2020.
Pertimbangan lainnya adalah cadangan devisa yang tercatat sebesar US$135,2 miliar pada September 2020. Ini setara 9,5 bulan impor atau 9,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.@CNNI/Sn