BI Beber Empat Tantangan Pemulihan Ekonomi Nasional

Gubernur BI Perry Warjiyo.
Gubernur BI Perry Warjiyo.

Jakarta | EGINDO.com       – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melihat, terdapat setidaknya 4 tantangan bank sentral dalam menghadapi peradaban baru akibat pandemi Covid-19.

Dalam masa pandemi ataupun pasca pandemi, pihaknya menemukan berbagai tantangan dalam membangun perekonomian agar kembali pulih seperti sedia kala.

“Pertama, resiliensi. Apa dan bagaimana upaya mempercepat pemulihan ekonomi dan mendorong perekonomian menjadi lebih kuat dan resilien,” papar Perry secara virtual, Kamis (3/9/2021).

Untuk tantangan yang kedua, menurut Perry adalah digitalisasi.

Digitalisasi sangat diperlukan di tengah adanya pembatasan aktivitas dan mobilitas masyarakat, serta protokol kesehatan yang harus dijalankan.

Khusus para pelaku UMKM, digitalisasi dinilai dapat menjadi salah satu solusi berlangsungnya usaha semasa pandemi.

Baca Juga :  BI Revisi Lebih Tinggi Proyeksi Ekonomi Global Jadi 2,9%

Terlebih saat ini masyarakat sangat dekat dengan aktivitas di media sosial, atau sudah menjadi bagian dari gaya hidup.

“Kedua, digitalisasi. Akselerasi ekonomi dan keuangan digital nasional yang menjadi game-changer selama pandemi, serta digitalisasi di berbagai bidang lainnya,” papar Perry.

Tantangan ketiga adalah inklusi. Menurut Gubernur Perry, akselerasi inklusi ekonomi dan keuangan sangatlah diperlukan.

Lagi-lagi khususnya pada UMKM dan juga sektor pertanian melalui klasterisasi, kewirausahaan, akses pembiayaan, dan digitalisasi.

Dan yang terakhir atau yang keempat adalah ekonomi hijau (green economy).

Tekanan untuk ramah lingkungan yang semakin tinggi perlu direspon melalui kebijakan reformasi struktural maupun digitalisasi.

Terkait keempat topik tersebut, Perry memastikan Bank Indonesia telah merespon masing-masing tantangan itu.

Baca Juga :  Pengawalan Dapat Berdampak Pada Perampasan Hak Orang Lain

Pertama, implementasi bauran kebijakan bank sentral (Central Bank Policy mix) akan terus berlanjut. Tidak hanya terkait kebijakan suku bunga, tetapi juga untuk menjaga stabilitas nilai tukar.

Kedua, Bank Indonesia terus mendorong digitalisasi ekonomi dan keuangan dengan terus mendukung akselerasi digital banking, fintech,ecommerce, dan industri sistem pembayaran.

Ketiga, berkoordinasi dengan Pemerintah dalam memperkuat pemulihan ekonomi, antara lain mendukung dan mempromosikan UMKM.

“Untuk mendukung hal tersebut, BI tidak hanya melakukan pengembangan UMKM tapi juga program onboarding untuk mendukung UMKM Go Digital,” papar Perry.

“(Respon tantangan) keempat, green economy and finance, melalui dukungan kebijakan makroprudensial yang ramah terhadap lingkungan. Antara lain kebijakan pembiayaan berwawasan lingkungan (green financing),” pungkasnya.

Sumber: Tribunnews/Sn

 

Bagikan :
Scroll to Top