Washington | EGINDO.co – Menteri Keuangan AS Scott Bessent pada hari Rabu (23 Juli) menyatakan, tanpa memberikan bukti, bahwa prakiraan ekonomi Federal Reserve dipengaruhi oleh pertimbangan politik, sebuah tuduhan yang dibantah oleh bank sentral.
“The Fed menerbitkan sesuatu yang disebut ringkasan proyeksi ekonomi, dan itu cukup bias secara politis,” kata Bessent. Ia merujuk pada proyeksi triwulanan The Fed yang banyak diikuti dan mencerminkan pandangan 19 pembuat kebijakannya terhadap indikator ekonomi utama termasuk suku bunga.
Bessent mengatakan prakiraan tersebut merupakan ekspektasi hanya untuk satu atau dua pemotongan suku bunga seperempat poin tahun ini, yang menurutnya tidak mencerminkan realitas ekonomi saat ini. Presiden Donald Trump telah menyerukan pemotongan suku bunga segera sebesar 300 basis poin untuk mendorong pertumbuhan.
Ringkasan proyeksi ekonomi, yang dirilis setelah setiap pertemuan kebijakan The Fed, tidak mengaitkan prakiraan dengan masing-masing pembuat kebijakan. Pada bulan Juni, delapan pejabat memproyeksikan dua pemotongan suku bunga pada tahun 2025, tujuh tidak melihat perubahan, dua memperkirakan satu pemotongan, dan dua memproyeksikan tiga.
Beberapa pejabat The Fed yang ditunjuk Trump, termasuk Gubernur Christopher Waller dan Wakil Ketua Pengawasan Michelle Bowman, telah secara terbuka mendukung penurunan suku bunga bulan ini berdasarkan data ekonomi. Namun, Ketua The Fed Jerome Powell, yang juga ditunjuk Trump, belum menunjukkan dukungan untuk langkah tersebut.
The Fed secara konsisten menolak klaim pengaruh politik, dengan menegaskan bahwa keputusan kebijakannya dipandu oleh mandat gandanya, yaitu memaksimalkan lapangan kerja dan stabilitas harga.
“Politik tidak berperan dalam keputusan kami,” kata seorang juru bicara The Fed. “Menyarankan hal sebaliknya akan merusak kredibilitas lembaga dan efektivitas kebijakan moneter.”
Pemerintahan Trump telah meningkatkan tekanan terhadap bank sentral dalam beberapa bulan terakhir, dengan alasan bahwa suku bunga tinggi menghambat investasi dan penciptaan lapangan kerja seiring dengan mulai terbentuknya siklus kampanye presiden 2026.
Sumber : CNA/SL