Benarkah Pepatah Mengatakan Banyak Jalan Menuju Roma

Banyak Jalan Menuju Roma
Banyak Jalan Menuju Roma

Jakarta | EGINDO.co – Benarkah pepatah yang mengatakan “Banyak Jalan Menuju Roma” Frasa ini sangat popular di Indonesia yang tujuan pepatah itu sebagai penyemangat kepada seseorang untuk tidak cepat menyerah dengan problem yang dihadapinya.

Benarkah “Banyak Jalan Menuju Roma” EGINDO.co mengutip dari nationalgeographic tentang apakah benar banyak jalan menuju Roma?

Eropah memang ada banyak jalan yang dibangun sejak zaman Romawi kuno. Kekaisaran itu pada masa terluasnya, kekuasaannya terbentang dari Gibraltar hingga Timur Tengah, sehingga perlu jalan untuk menyalurkan pajak untuk keberlangsungan.

Ppara peneliti dari Moovel Lab merupakan tim desain perkotaan Jerman, membuat titik-titik yang seragam hampir pada 50.000 lokasi di seluruh Benua Eropah. Tapi bukan berarti titik-titik itu adalah penanda kota kuno atau modern, melainkan tempat acak untuk memulai perjalanan ke Roma, ibu kota kekaisaran Romawi.

Baca Juga :  Pengguna Jalan Memperoleh Hak Utama, Keselamatan Lebih Utama

“Menggunakan pemodelan komputer untuk melihat rute yang paling mungkin atau paling logis yang menghubungkan dua titik di lanskap dan kemudian membandingkannya dengan pengetahuan tentang jalan Romawi untuk melihat apakah mereka serupa,” kata César Parcero-Oubiña, arkeolog lanskap dari Institute of Heritage Sciences, Madrid, Spanyol, dikutip dari Live Science.

Pada tampilan peta itu, tergambar jalur tebal yang sangat kuat mengarah ke Roma dari Berlin, Paris, Moskow, St. Petersburg, dan Istanbul. Memang secara gambar terhubung, tetapi anggota proyek itu menjelaskan bahwa hasil ini tidak benar-benar membuktikan bahwa semua jalan di Eropa mengarah ke Roma.

Namun apa yang dibuat oleh Parcero-Oubiña, Schmitt dan tim mendapatkan informasi penting, bahwa ternyata masih banyak infrastruktur jalan Eropah yang ada saat ini, dirancang untuk menghubungkan kota-kota besar dengan Romawi.

Baca Juga :  Korea Selatan, China Bentrok Atas Penempatan Radar Rudal AS

Infrastruktur seperti jalan yang masih tersisa seperti warisan kekaisaran kuno itu sebagai penerus peninggalan itu walau sangat berbeda dari yang aslinya. Jalan itu berganti bahan, dan posisi dalam jangka waktu yang sangat lama.

Romawi membangun jalan menghubungkan kota-kota dalam Kekaisaran Romawi berbahan canggih pada masanya. Jalanan itu terbuat dari batu, tanah, dan lempengan batu besar di atasnya, membuatnya bisa diakses oleh kendaraan beroda dan hewan, daripada jalan biasa berlumpur saat ini. Jalan biasanya dibangun pada sebuah kota ke kota-kota penting lainnya biasanya setelah dianeksasi dengan baik oleh Romawi, maupun musuhnya. Bila suatu kota tidak memiliki jalan, maka tidak akan cukup amat untuk melakukan perjalanan di tempat terbuka.

Baca Juga :  20 Orang Tewas Dalam Gempa Di Pakistan Selatan

Selain mempermudah urusan pajak sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, jalan di masa Romawi juga berfungsi untuk mempercepat ekonomi dan perdagangan, serta memobilisasi militer di garis depan di perbatasan.

Sementara jalan utama berbahan batu, jalan sekunder (mungkin bisa dianggap jalan kecil) biasanya tidak diaspal. Jalan ini hampir mirip jalan setapak yang lebih rapi menghubungkan antar kota kecil, dan tidak terhubung jalan ke Roma.@

Bs/nalgeo/TimEGINDO.co

 

 

Bagikan :
Scroll to Top