Belum Ada Kabar Korut Atas Tentara AS Melintasi Perbatasan

Travis T King yang lari melintasi perbatasan militer
Travis T King yang lari melintasi perbatasan militer

Seoul/Washington | EGINDO.co – Korea Utara tetap bungkam pada hari Kamis (20/7) mengenai seorang tentara Amerika Serikat (AS) yang memisahkan diri dari rombongan tur dan menyeberangi perbatasan yang dibentengi dengan ketat dua hari sebelumnya, sehingga membuat Washington berada dalam kebingungan diplomatik di tengah kebuntuan militer yang telah berlangsung lama.

Para pejabat AS mengatakan bahwa Pyongyang belum menanggapi komunikasi dari militer Amerika mengenai prajurit tersebut, Prajurit Travis T King. Media pemerintah Korea Utara, yang di masa lalu melaporkan penahanan warga negara AS, juga belum mengomentari insiden tersebut sejauh ini.

Berbicara di Jepang, utusan khusus AS untuk Korea Utara, Sung Kim, mengatakan bahwa Amerika Serikat “bekerja sangat keras” untuk menentukan status dan kesejahteraan King dan secara aktif terlibat dalam memastikan keselamatan dan kepulangannya. Kim tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Sebelumnya, juru bicara Departemen Luar Negeri AS Matthew Miller mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa Pentagon telah “menghubungi” rekan-rekannya di Tentara Rakyat Korea Utara tentang Raja.

“Pemahaman saya adalah bahwa komunikasi tersebut belum dijawab,” tambahnya.

Insiden ini terjadi pada saat ketegangan di semenanjung Korea meningkat. Korea Utara terus melakukan uji coba rudal balistik, yang terakhir adalah kedatangan kapal selam rudal balistik bersenjata nuklir Amerika Serikat di Korea Selatan untuk pertama kalinya sejak tahun 1980-an.

Baca Juga :  Bank Sinarmas Dan Sinarmas MSIG Life Luncurkan Optima Plus

Pekan lalu, Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua berbahan bakar padat terbarunya yang dikatakan memiliki waktu penerbangan terpanjang yang pernah ada, sebuah uji coba yang oleh para ahli digambarkan sebagai keberhasilan yang “luar biasa”.

King, 23 tahun, sedang melakukan tur sipil di desa gencatan senjata Panmunjom pada hari Selasa ketika dia tiba-tiba berlari melintasi Garis Demarkasi Militer yang telah memisahkan kedua Korea sejak Perang Korea berakhir pada tahun 1953 dengan gencatan senjata.

King telah didenda karena melakukan penyerangan saat ditempatkan di Korea Selatan, dan menjalani penahanan sebelum dia dikawal ke bandara pada hari Senin untuk naik pesawat American Airlines ke Dallas, Texas, menurut laporan media dan pejabat bandara.

Setelah melewati pemeriksaan keamanan dan di gerbang keberangkatan, dia mengatakan kepada staf maskapai bahwa dia telah kehilangan bandara dan kembali ke terminal, kata pejabat bandara kepada Reuters dengan syarat anonim karena dia tidak berwenang untuk berbicara kepada media.

Baca Juga :  IHSG Berisiko Koreksi, Investor Tunggu Data Ekonomi AS

Pada hari Selasa, King bersama dengan sekitar 40 orang dalam tur sehari penuh di Joint Security Area (JSA) yang dioperasikan oleh perusahaan Korea Selatan, HanaTour ITC.

Adegan Ricuh Terjadi Di Perbatasan

Dalam adegan yang kacau, King berlari di antara bangunan biru ikonik yang mengangkangi perbatasan dan menerobos garis batas, kata seorang saksi yang mengikuti tur yang sama.

“Seseorang berlari mendekati saya dengan sangat cepat dan saya berpikir, ‘Apa yang sedang terjadi?”,” kata Sarah Leslie dari Selandia Baru kepada Reuters. “Saya rasa tidak ada orang waras yang ingin pergi ke Korea Utara, jadi saya berasumsi bahwa itu adalah semacam aksi.”

Pemerintah AS tampaknya tidak banyak membuat kemajuan dalam menentukan nasib tentara tersebut.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Miller, mengatakan bahwa Swedia telah dilibatkan karena bertindak sebagai saluran diplomatik bagi Washington yang secara teknis masih berperang dengan Korea Utara.

“Kami masih berusaha mengumpulkan informasi di sini tentang keberadaan Prajurit King,” katanya. “Pemerintah telah dan akan terus bekerja secara aktif untuk memastikan keselamatannya dan mengembalikannya ke keluarganya.”

Baca Juga :  Reaktor Nuklir Korea Utara Kedua Menggunakan Bahan Bakar

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Amerika Serikat telah melakukan berbagai upaya untuk menghubungi Korea Utara melalui Swedia, namun tidak ada tanggapan.

“Mereka tidak menjawab,” kata pejabat tersebut.

Juru bicara Gedung Putih Karine Jean-Pierre mengatakan dalam sebuah konferensi pers bahwa pemerintahan Biden masih mengumpulkan fakta-fakta.

Kementerian Pertahanan Korea Selatan mengatakan pihaknya sedang berkomunikasi dengan Komando Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mengawasi JSA, namun tidak berkomentar lebih lanjut.

Korea Utara sebelumnya pernah menahan warga AS yang memasuki negara itu dan mengadili mereka, namun akhirnya membebaskan mereka, sering kali setelah ada intervensi diplomatik tingkat tinggi. Namun, insiden yang melibatkan prajurit AS jarang terjadi.

Dalam sebuah kasus yang masih belum dapat dijelaskan, seorang mahasiswa Amerika, Otto Warmbier, ditahan selama lebih dari satu tahun dan dikembalikan ke Amerika Serikat dalam keadaan koma dan meninggal beberapa hari kemudian.

Seorang mantan diplomat Korea Utara yang membelot ke Korea Selatan mengatakan bahwa King dapat digunakan sebagai alat propaganda, tetapi tidak jelas sampai kapan Korea Utara ingin mengeksploitasi keberadaannya.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top