BBM Naik, Tarif Angkot Di Medan Naik, Supir Bingung

angkutan
Angkutan kota (angkot) di Medan

Medan | EGINDO.co – Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dinaikkan pemerintah. Mau tidak mau tarif Angkutan kota (Angkot) di Medan Provinsi Sumatera Utara ikut naik. Namun, para supir angkot bingung meskipun tarif angkot dinaikkan.

Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Medan merespon kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan menaikkan tarif angkutan atau ongkos. Hal itu diakui Ketua Organda Medan, Montgomery Munthe yang mengatakan kenaikan tarif angkot sebagai bentuk penyesuaian dengan kenaikan harga BBM yang diumumkan oleh Presiden Joko Widodo pada Sabtu, 3 September 2022 lalu.

Penyesuaian tarif itu adalah Rp1.500 per estafet sehingga kini tarif angkot menjadi Rp6.500 per estafet yang sebelumnya Rp5.000 per estafet.

Baca Juga :  Opera Batak dan Sikambang “Rempah Dalam Perahu” di Pandan Tapteng, Bicara Barus

Diakuinya keputusan menaikkan tarif sangat berat tetapi tidak ada pilihan untuk dapat bertahan dalam menutupi biaya operasional kendaraan dan kehidupan supir angkot. Menurut Montgomery kini para sopir angkot di Medan hidup susah karena kondisi perekonomian yang sulit.

Naiknya tarif angkot ternyata belum membuat para supir angkot senang, naiknya tarif angkot membuat para supir bingung sebab kenaikan BBM akan berimbas kepada naiknya harga-harga kebutuhan pokok yang harus dibeli.

“Harga BBM naik, pasti harga-harga kebutuhan pokok naik dan itu sangat memberatkan, tidak saja BBM naik, harga kebutuhan pokok sudah naik,” kata Masri Hutabarat (38) supir angkot di Medan.

Dikatakan Masri Hutabarat, harusnya pemerintah tidak menaikkan harga BBM dan naiknya harga BBM maka naik tarif angkot bukan satu keinginan dari supir angkot. “Kami tidak ingin tarif angkot naik sebab tidak naik saja, penumpang atau sewa sangat sedikit, sepi,” kata Hutabarat.

Baca Juga :  Gapki Tepis Kebakaran Hutan Identik Dengan Kebun Sawit

Sepinya penumpang sudah terjadi sejak pandemi Coronavirus (Covid-19) yang mana orang tidak keluar rumah atau tidak berpergian. Kini katanya sudah mulai normal orang berpergian atau beraktivitas akan tetapi tarif angkot dinaikkan sebab BBM naik akan membuat penumpang sepi kembali.

Sopir-sopir seperti kami kata Hutabarat hanya mencari makan bukan mencari kaya. Kalau kenaikan tarif angkot dinaikan akan sepi penumpang dan naiknya BBM akan ikut naik harga-harga komponen kenderaan. “Harusnya BBM jangan naik agar tidak berimbas kemana-mana, rakyat kini masih susah hidupnya, hampir dua tahun kena Covid membuat masyarakat terjepit,” kata Hutabarat menegaskan.@

Bs/TimEGINDO.co

 

Bagikan :
Scroll to Top