Batubara Kokas China, Berjangka Melonjak Ke Rekor Tertinggi

Batubara Kokas China
Industri Batubara (Ilustrasi)

Beijing | EGINDO.co – Coking coal dan Coke Futures China melonjak sekitar 9 persen pada Senin ke rekor tertinggi, karena pasokan tetap ketat meskipun Beijing telah meningkatkan upaya untuk meningkatkan produksi.

Batubara kokas berjangka yang paling banyak diperdagangkan di Dalian Commodity Exchange, untuk pengiriman Januari, melonjak 8,7 persen menjadi 3.858 yuan (US$599,23) per ton pada pukul 0330 GMT, rekor tertinggi.

Coke berjangka mencapai batas perdagangan hariannya, naik 9 persen pada 4.344 yuan per ton.

“Harga kokas terutama didukung oleh bahan baku batu bara kokas,” kata Tang Binghua, analis Pendiri CIFCO Futures, seraya menambahkan masih ada krisis pasokan untuk batu bara kokas dan batu bara termal.

Baca Juga :  China Mengawasi Misi Pasokan Filipina Ke Terumbu Karang Yang Disengketakan

“Situasi (pasokan ketat) belum mereda, terutama karena pemerintah perlu memastikan permintaan pemanas selama musim dingin.”

Produksi batubara China mencapai 334,1 juta ton pada September, dibandingkan dengan 335,24 juta ton pada Agustus dan turun 0,9 persen secara tahunan, menurut data dari Biro Statistik Nasional.

Produksi kokas bulan lalu turun 9,6 persen tahun-ke-tahun menjadi 37,18 juta ton, data menunjukkan.

Bahan pembuatan baja lainnya jatuh. Benchmark bijih besi berjangka di bursa Dalian turun 1,2 persen menjadi 719 yuan per ton.

Harga spot bijih besi dengan kandungan besi 62 persen untuk pengiriman ke China naik US$2 menjadi US$123 per ton pada hari Jumat, data dari konsultan SteelHome menunjukkan.

Baca Juga :  Ribuan Orang Dievakuasi Saat Hujan Lebat Dan Banjir Di Hunan

Harga baja di Shanghai Futures Exchange naik. Rebar baja bekas konstruksi naik tipis 0,4 persen menjadi 5.490 yuan per ton.

Kumparan canai panas, yang digunakan di sektor manufaktur, naik 0,8 persen menjadi 5.747 yuan per ton.

Baja tahan karat berjangka Shanghai, untuk pengiriman November, melonjak 1,1 persen menjadi 20.735 yuan per ton.
Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top