Manila | EGINDO.co – Bank sentral Filipina telah memperketat aturan penarikan uang tunai dalam jumlah besar, memerintahkan bank untuk melakukan “uji tuntas yang ditingkatkan” untuk transaksi di atas 500.000 peso ($8.748,75) dalam upaya untuk mengekang pencucian uang.
Aturan baru ini muncul di tengah tindakan keras antikorupsi yang dipimpin pemerintah terhadap proyek-proyek infrastruktur, yang telah mengakibatkan pembekuan lebih dari seratus rekening bank yang terkait dengan kontraktor dan pejabat pekerjaan umum yang kini sedang diselidiki.
Bank Sentral Filipina, dalam surat edaran tertanggal 18 September, mengatakan bahwa transaksi di atas 500.000 peso, atau setara dengan mata uang asing, harus dapat dilacak melalui saluran seperti cek, transfer dana daring, kredit langsung ke rekening deposito, atau pembayaran digital.
Batas tersebut berlaku untuk satu transaksi atau serangkaian transaksi dalam satu hari kerja perbankan, kata bank sentral.
“Melalui reformasi ini, BSP bertujuan untuk memperkuat langkah-langkah penanggulangan penggunaan uang tunai untuk kegiatan ilegal, meningkatkan kepercayaan terhadap sistem keuangan, dan memastikan sistem keuangan dapat merespons risiko-risiko baru,” demikian pernyataan bank tersebut.
Bank juga dapat menetapkan batas bawah berdasarkan penilaian risiko mereka sendiri dan profil keuangan nasabah mereka, ujar BSP.
Presiden Filipina Marcos Jr. telah membentuk komisi independen untuk memimpin investigasi korupsi, dengan fokus pada pengeluaran pengendalian banjir, yang menjadi sorotan setelah serangkaian badai menenggelamkan beberapa kota dan provinsi.
Kelompok masyarakat sipil, termasuk para pemimpin gereja, berencana menggelar unjuk rasa antikorupsi pada 21 September bertepatan dengan peringatan deklarasi darurat militer oleh mendiang Ferdinand Marcos Sr., ayah Marcos Jr., sebuah periode yang dikenang banyak orang sebagai salah satu masa tergelap dalam sejarah negara tersebut.
Sumber : CNA/SL