Beijing | EGINDO.co – Bank sentral akan menutup celah dalam regulasi terhadap financial teknologi (fintech) dan memasukkan semua jenis lembaga keuangan baik layanan dan produk ke dalam kerangka pengawasan dalam kehati-hatian.
Untuk itu, China akan memperketat pengawasan di industri keuangan. Ini menandakan bahwa tekanan regulasi terhadap sektor swasta yang mengirimkan gelombang kejutan secara global belum berakhir.
Gubernur People’s Bank of China (FBoC) Chen Yulu mengatakan hal itu dalam forum tahunan keuangan internasional China pada 4 September 2021.
Dikatakannya, bank sentral akan meningkatkan penguasaan pasar valas di tingkat makro dan mikro tanpa merinci detail pengetatannya. “Kami akan meningkatkan efektivitas dan profesionalisme regulasi keuangan, membangun semua jenis firewall secara ketat untuk mencegah resiko sistemik,” kata Chen seperti dilansir Bloomberg, Minggu (5/9/2021) yang dikutip EGINDO.co
China berupaya untuk menutup celah yang selama beberapa dekade memungkinkan raksasa teknologi seperti Alibaba Group Holding dan Tencent Holdings untuk menghindari pembatasan investasi asing. Pada bulan Juli, regulator mengusulkan aturan yang akan mengharuskan hampir semua perusahaan yang ingin mendaftar di negara asing untuk menjalani tinjauan keamanan siber.
Sementara itu, regulator sekuritas atau The China Securities Regulatory Commission (CSRC) akan meningkatkan pengaturan bagi perusahaan yang berencana listing atau melakukan Initial Publik Offering (IPO). Selain itu, Wakil Ketua Fang Xinghai CSRC mengatakan, pihaknya juga akan meningkatkan saluran bagi investor asing untuk berpartisipasi dalam pasar sekuritas lokal.
Investor telah mengalami kerugian yang signifikan tahun ini karena indeks acuan CSI 300Â di Bursa Saham China anjlok 16% dari level tertingginya pada Februari 2021. Ini menjadikannya sebagai indeks saham dengan kinerja terburuk di Asia tahun ini.@
Bs/TimEGINDO.co