Banjir di Jakarta dan Bekasi, Ini Peringatan dari BMKG Tentang Masa Potensi Banjir

Banjir di Jakarta dan Bekasi
Banjir di Jakarta dan Bekasi

Jakarta | EGINDO.com – Banjir di Jakarta dan di Bekasi, ada peringatan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang masa atau waktu banjir berpotensi banjir hingga 11 Maret 2025 mendatang. BMKG juga mengingatkan bahwa periode 4 hingga 11 Maret 2025 masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah barat Pulau Jawa. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca guna mengantisipasi kemungkinan banjir susulan.

Sebagaimana diberitakan bahwa Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Selatan dan Bekasi dilanda banjir parah sejak Selasa 4 Maret 2025 kemarin dimana berdasarkan penjelasan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tentang penyebab banjir Jabodetabek bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta mencatat sebanyak 117 RT terendam banjir pada Selasa (4/3/2025) pukul 19.00 WIB. Titik banjir paling banyak berada di kawasan Jakarta Timur yang mencapai 56 RT.

Kemudian Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohamad Yohan juga menyampaikan, ketinggian air bervariatif mulai antara 30 hingga 400 sentimeter akibat luapan beberapa kali termasuk Kali Ciliwung, Kali Pesanggrahan, dan Kali Krukut. Berdasarkan data, banjir terparah berada di Kelurahan Bidara Cina, Jakarta Timur, dengan kisaran ketinggian air 120-400 sentimeter. Selain itu, banjir di beberapa titik wilayah Jakarta Timur, yakni Kelurahan Cawang mencapai 280 sentimeter dan di Kelurahan Cililitan berkisar 370 sentimeter. Di wilayah Jakarta Selatan, salah satunya Kelurahan Rawajati, ketinggian air juga masih dalam yakni berkisar 170-330 sentimeter.

Sementara itu ruas jalan di Jakarta tergenang air yaitu Jalan Puri Kembangan RT 009/RW 005, Kedoya Selatan, Jakarta Barat, dengan ketinggian air 40 sentimeter. Jalan Puri Mutiara, Cilandak Barat, Jakarta Selatan, dengan ketinggian air 70 sentimeter.

Kemudian data banjir Jakarta berdasarkan wilayah yakni Jakarta Barat terdapat 15 RT: Kelurahan Duri Kosambi 1 RT. Kelurahan Kedaung Kali Angke 4 RT. Kelurahan Rawa Buaya 2 RT. Kelurahan Kebon Jeruk 2 Rt. Kelurahan Kedoya Selatan 4 RT. Kelurahan Kembangan Selatan 2 RT.

Wilayah banjir Jakarta Selatan terdapat 47 RT yang terdiri dari: Kelurahan Lenteng Agung 2 RT. Kelurahan Cipulir 1 RT. Kelurahan Pondok Pinang 5 RT. Kelurahan Pengadegan 1 RT. Kelurahan Rawajati 7 RT. Kelurahan Cilandak Timur 2 RT. Kelurahan Pejaten Timur 6 RT. Kelurahan Bintaro 6 RT. Kelurahan Pesanggrahan 8 RT. Kelurahan Kebon Baru 3 RT dan Kelurahan Manggarai 5 RT.

Wilayah banjir Jakarta Timur terdapat 56 RT: Kelurahan Bidara Cina 3 RT. Kelurahan Kampung Melayu 38 RT. Kelurahan Bale Kambang 3 RT. Kelurahan Cawang 7 RT. Kelurahan Cililitan 2 RT dan Kelurahan Gedong 3 RT

Sementara itu masih menurut BMKG bahwa banjir Jabodetabek merupakan akibat dari kiriman air dari Bogor, Jawa Barat, yang diguyur hujan dengan intensitas sangat deras.
BMKG mencatat bahwa hujan yang mengguyur Kota Bogor pada Minggu (2/3/2025) malam masuk dalam kategori ekstrem. Berdasarkan hasil monitoring tim meteorologi BMKG, curah hujan mencapai lebih dari 110 mm per hari, yang cukup untuk memicu luapan air di DAS Ciliwung. Luapan tersebut menyebabkan banjir bandang di beberapa kecamatan di Kota dan Kabupaten Bogor sebelum akhirnya mengalir ke daerah hilir seperti Jakarta, Depok, Bekasi, dan Tangerang.

Kota Bekasi mengalami banjir yang lebih parah dengan ketinggian air mencapai 4 meter. BMKG menjelaskan bahwa kondisi itu terjadi karena kombinasi antara air kiriman dari hulu DAS Ciliwung dan curah hujan lokal yang sangat tinggi, berkisar antara 165-208 mm per hari.

Namun, BMKG menilai bahwa banjir kali ini masih lebih rendah dibandingkan dengan kejadian serupa pada tahun 2020. Saat itu, curah hujan di Jakarta mencapai angka ekstrem, yaitu 377 mm per hari. BMKG juga mengingatkan bahwa periode 4-11 Maret 2025 masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas tinggi di wilayah barat Pulau Jawa. Oleh karena itu, masyarakat diimbau untuk terus memantau informasi cuaca guna mengantisipasi kemungkinan banjir susulan.@

Bs/fd/timEGINDO.com

Scroll to Top