Bangun Sistem Transportasi Yang Terintegrasi Dan Ramah Lingkungan Di IKN

Pemerhati masalah transportasi & hukum AKBP (P) Budiyanto,SH.SSOS.MH
Pemerhati masalah transportasi & hukum AKBP (P) Budiyanto,SH.SSOS.MH

Jakarta|EGINDO.co Pemerhati masalah transportasi dan hukum Budiyanto mengatakan, Area Ibu kota baru di Kalimantan timur akan membutuhkan lahan yang cukup luas karena bukan hanya membangun simbol- simbol negara, seperti Istana tapi juga membangun perkantoran dan hunian dan membangun fasilitas pendukung disekitar IKN ( Ibu Kota Negara). Sebagai konsekuensi pasti akan membuka lahan baru dan mau tidak mau pasti akan terjadi penebangan pohon- pohon ( deforestasi ), sehingga akan berkurangnya fungsi- fungsi pohon disekitarnya untuk menyerap CO2 ssebagai salah satu sumber polusi udara.

Lanjutnya, Pembangunan harus berwawasan lingkungan sehingga wilayah samping atau yang berdekatan tetap mampu menjaga habitat atau ekosistem yang sehat. Perlu ada upaya penekanan terhadap penyumbang emisi gas rumah kaca. Jangan sampai karena ada deforestasi mengakibatkan lingkungan rusak dan ekosistem tidak seimbang.

Baca Juga :  Harga Emas Antam: Turun Rp 7.000 Jadi Rp1.026.000 per Gram

“Pembangunan yang ramah lingkungan harus dapat terwujud dalam semua aspek, termasuk sistem transportasi,”ucapnya.

Ia katakan, Sistem transportasi harus mampu mendukung dan mendorong terciptanya sistem transportasi yang terintegrasi dan ramah lingkungan dari mulai penyiapan Bandara & fasilitasnya, Stasiun, terminal dan penyiapan simpul- simpul lainnya. Terintegrasi baik secara fisik maupun manajemen ticketing.

“Kendaraan ramah lingkungan sebagai sarana transportasi utama dan penyiapan sarana transportasi seperti sepeda perlu didesign sebagaimana mestinya sebagai sarana yang memiliki fungsi ganda ( Olah raga & sarana mobilitas ),”tuturnya.

Dikatakan Budiyanto, Kedepan sudah mulai dipikirkan pembangunan dengan konsep TOD ( Transit Oriented Developmen) pembangunan yang menyatukan pusat hunian, pusat- pusat perbelanjaan dan perkantoran yang terintegrasi dengan sarana transportasi. Regulasi yang mengatur tata ruang dengan jelas baik untuk hunian, perkantoran dan tempat – tempat pemenuhan kebutuhan pokok dan sebagainya.

Baca Juga :  Menperin Dorong Perusahaan Turki Tingkatkan Investasi Manufaktur di Indonesia

Mantan Kasubdit Bin Gakkum Polda Metro Jaya Budiyanto menjelaskan,Penataan harus memenuhi aspek estetika, modern dengan tidak menggusur kearifan lokal, dan yang lebih penting ramah lingkungan untuk tetap mempertahankan lingkungan yang sehat, asri dan modern. Sistem pengawasan harus ketat jangan sampai kemudian mengeksploitasi alam yang tidak seimbang dan dapat menimbulkan bencana. Karena kita sangat paham dan mengerti dengan pembangunan IKN mereka akan berpikir bahwa kedepan wilayah sekitarnya akan cepat berkembang dan menjanjikan.

Tanpa ada pengawasan yang ketat memungkinkan akan terjadi deforestasi yang tidak terkendali yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. “Pembangunan harus ada skala prioritas dan mana yang lebih penting dan didahulukan,”tuturnya.

Ungkapnya, Pembangunan yang sangat penting adalah pembangunan simbol negara seperti Istana, perkantoran ASN dan perumahan dan pusat atau tempat- tempat pemenuhan kebutuhan pokok. Termasuk yang menjadi prioritas adalah membangun sarana mobilitas orang berupa sistem transportasi yang ramah lingkungan, terintegrasi secara fisik dan manajemen ticketing dan konsep TOD kedepan perlu dipersiapkan.

Baca Juga :  Minyak Naik Tipis, OPEC Tegaskan Fundamental Pasar Kuat

“Semua perencanaan pembangunan tidak menyalahi tata ruang yang sudah dibentuk, dibangun dan disepakati. Apabila pembangunan menyalahi atau melanggar tata ruang akan mengakibatkan kesemrawutan tata kelola, termasuk transportasinya,”pungkasnya.

“Sistem kelola yang dirancang dalam tata ruang harus visioner dan tidak boleh mengabaikan lingkungan. Salah satunya adalah membangun sistem transportasi yang ideal karena berbicara transportasi bukan hanya berkaitan dengan pergeseran orang dan barang menggunakan sarana transportasi tapi memiliki dimensi yang luas karena berkaitan dengan urat nadi kehidupan, cermin budaya dan modernitas,”tutup Budiyanto. (Sn)

Bagikan :
Scroll to Top