Jakarta | EGINDO.com – Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mendukung upaya para pelaku usaha dan komunitas petani untuk semakin meningkatkan ekspor kopi. Dukungan tersebut diberikan karena kopi merupakan komoditas unggulan Indonesia dengan kontribusi yang besar bagi perekonomian. Kopi juga telah menunjukkan manfaatnya bagi komunitas petani di berbagai daerah di Indonesia.
Mendag Zulkifli Hasan menyampaikan hal itu pada ‘Peluncuran Indonesia Origin Selection: A Celebration of the Unique Coffee Traditions & Farmers Behind Your Favorite Nespresso Coffee’ di Jakarta dalam siaran pers Kemendag yang dilansir EGINDO.com pada Senin, (7/10/2024). “Kopi masih menjadi komoditas unggulan dan prioritas ekspor Indonesia bersama produk-produk yang lain. Hasil jerih payah petani dan pengusaha kopi ini turut memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian Indonesia,” ujar Mendag Zulkifli Hasan.
Kata Mendag, kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang tren produksinya relatif meningkat pada periode 2019—2023. Menurutnya keberhasilan komoditas ini bisa jadi contoh pengembangan hasil pertanian yang lebih terencana sesuai dengan potensi daerah masing-masing. “Ke depan, pengembangan hasil pertanian kita harus sesuai dengan potensi daerah masing-masing. Tidak hanya untuk kopi, juga untuk rempah-rempah, coklat, kelapa dan lain-lain. Kopi tetap menjadi salah satu prioritas, dan hilirisasinya juga penting,” tambah Mendag Zulkifli Hasan.
Dari sisi perdagangan global, Indonesia memiliki jaringan ekspor kopi yang luas. Negara tujuan utama ekspor kopi Indonesia, antara lain, Amerika Serikat, Mesir, Malaysia, Jepang, dan Tiongkok. Sebagai salah satu negara penghasil kopi terbesar di dunia, Indonesia memiliki peluang besar untuk memenuhi permintaan pasar global melalui ekspor biji kopi yang masih mentah (green bean) dan biji kopi yang telah disangrai (roasted bean). Pasar kopi global sangat kompetitif, sehingga diperlukan strategi yang tepat untuk memperkenalkan dan meningkatkan nilai perdagangan kopi Indonesia di dunia.
Menurutnya Kemendag secara intens berupaya menjalin hubungan dagang dengan negara mitra, baik melalui skema Free Trade Agreement (FTA), Preferential Trade Agreement (PTA), maupun Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA). “Upaya ini sebagai ‘toll way’ bagi ekspor Indonesia ke mitra dagang. Upaya lain yang dilakukan, yaitu melalui fasilitas pendampingan untuk para eksportir. Melalui cara ini, Kemendag hadir untuk menunjang kelancaran ekspor melalui pendampingan untuk mendapatkan sertifikasi ekspor dan penyusunan rencana ekspor. @
Rel/fd/timEGINDO.com