AS Tambahkan Perusahaan Ke-9 Yang Diretas Salt Typhoon Dukungan China

AS tambahkan perusahaan telekomunikasi ke-9 yang diretas
AS tambahkan perusahaan telekomunikasi ke-9 yang diretas

Washington | EGINDO.co – Pejabat AS telah menambahkan perusahaan telekomunikasi kesembilan ke dalam daftar entitas yang disusupi oleh operasi spionase siber terkait Tiongkok yang dikenal sebagai Salt Typhoon, kata seorang pejabat tinggi Gedung Putih pada hari Jumat.

Anne Neuberger, wakil penasihat keamanan nasional AS untuk siber dan teknologi baru, mengatakan kepada wartawan melalui panggilan telepon bahwa perusahaan telekomunikasi yang tidak disebutkan namanya itu ditambahkan ke dalam daftar setelah pemerintah AS membagikan panduan tentang cara mendeteksi dan mempertahankan diri dari operasi tersebut.

Para pejabat sebelumnya menuduh bahwa para penyerang menargetkan Verizon, AT&T, Lumen, dan lainnya.

Badan Keamanan Siber dan Keamanan Infrastruktur pada tanggal 18 Desember mendesak tokoh senior pemerintah dan politik untuk memindahkan komunikasi seluler ke aplikasi terenkripsi ujung ke ujung sebagai akibat dari kampanye Salt Typhoon, yang telah menargetkan pejabat yang terkait dengan kampanye mantan calon presiden Demokrat Kamala Harris dan Presiden terpilih Donald Trump serta Wakil Presiden terpilih JD Vance, menurut laporan.

Baca Juga :  KPK Usut Kasus Dugaan Suap Penanganan Perkara Di Lamteng

Para pejabat mengatakan “sejumlah besar metadata warga Amerika diambil” sebagai bagian dari kampanye tersebut.

Pejabat Tiongkok sebelumnya menggambarkan tuduhan tersebut sebagai disinformasi dan mengatakan Beijing “dengan tegas menentang dan memerangi serangan siber dan pencurian siber dalam segala bentuk.”

Senator Ben Ray Lujan, seorang Demokrat dari New Mexico, menyebut Salt Typhoon sebagai “peretasan telekomunikasi terbesar dalam sejarah negara kita” selama sidang pada 11 Desember, sementara Senator Republik dari Texas Ted Cruz mengatakan AS “harus menutup semua kerentanan dalam jaringan komunikasi.”

Ketua Komisi Komunikasi Federal Jessica Rosenworcel mengatakan pada 5 Desember bahwa lembaganya mengusulkan aturan yang mengharuskan operator telekomunikasi untuk mengamankan jaringan mereka mengingat pengungkapan Salt Typhoon.

Baca Juga :  Janet Yellen Mengatakan Cryptocurrency Butuh Regulasi

Neuberger mengatakan pada hari Jumat bahwa “Tiongkok memperoleh akses ke jaringan dan pada dasarnya memiliki akses yang luas dan penuh,” yang memberi mereka kemampuan untuk “menemukan lokasi geografis jutaan orang, merekam panggilan telepon sesuka hati,” dan bahwa aturan FCC yang diperbarui dapat membantu membatasi ruang lingkup dan dampak intrusi di masa mendatang.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top