AS Merevisi Perkiraan Hasil Pertambangan Di Vietnam

AS revisi produk pertambangan Vietnam
AS revisi produk pertambangan Vietnam

Hanoi | EGINDO.co – Badan Geologi Amerika Serikat telah merevisi perkiraan sebelumnya mengenai produksi tanah langka Vietnam pada tahun 2022 dan memperkirakan penurunan lebih lanjut dalam produksi pertambangan tahun lalu, menurut statistik tahunan yang dirilis pada akhir Januari.

Revisi yang dilakukan oleh Survei Geologi A.S. (USGS) terjadi setelah pihak berwenang Vietnam pada bulan Oktober menangkap para eksekutif perusahaan yang bermitra dengan perusahaan-perusahaan Barat untuk mengembangkan proyek pertambangan logam tanah jarang di Vietnam. Tidak ada hubungan yang jelas antara revisi USGS dan penangkapan tersebut.

USGS tidak segera membalas permintaan komentar mengenai perkiraan barunya.

Meskipun mempunyai simpanan logam tanah jarang terbesar kedua di dunia, diperkirakan sekitar 22 juta ton setara oksida tanah jarang (REO), Vietnam hanya mengekstraksi 1.200 ton pada tahun 2022, menurut statistik dari USGS.

Baca Juga :  China Tawarkan Kerjasama Militer Lebih Erat Dengan Vietnam

Badan tersebut sebelumnya memperkirakan bahwa Vietnam menambang 4.300 ton pada tahun 2022. Dalam perkiraan barunya, badan tersebut memperkirakan produksi turun menjadi hanya 600 ton setara REO pada tahun lalu.

Tanah jarang digunakan di berbagai industri, termasuk kendaraan listrik, baterai mobil, dan energi terbarukan, serta memiliki beberapa aplikasi dalam produk elektronik dan militer.

Sebelum penangkapan tersebut, Vietnam sedang merencanakan tender baru untuk konsesi pertambangan di tambang logam tanah jarang terbesarnya, yang sebagian besar masih belum dimanfaatkan, menurut laporan Reuters pada bulan September yang mengutip seorang eksekutif di perusahaan pertambangan Australia Blackstone Minerals Ltd. Blackstone berencana untuk mengajukan penawaran bersama dengan salah satu perusahaan tambang tersebut. dua perusahaan Vietnam yang dituduh memperdagangkan logam tanah jarang secara ilegal dan para eksekutifnya kemudian ditangkap.

Baca Juga :  Menkes: Promotif Preventif untuk Menyehatkan Masyarakat

Blackstone dan kementerian lingkungan hidup Vietnam, yang bertanggung jawab atas proyek pertambangan, tidak segera menjawab permintaan komentar mengenai apakah tender tersebut masih direncanakan untuk tambang tanah jarang.

Amerika Serikat telah sepakat untuk meningkatkan kerja sama dalam bidang logam tanah jarang dengan Vietnam, yang memiliki banyak sumber daya yang belum dimanfaatkan dan dipandang sebagai sumber alternatif mineral tersebut. Tiongkok mempunyai simpanan tanah jarang terbesar di dunia dan mendominasi ekstraksi dan pemrosesan mineral-mineral penting tersebut.

Kedutaan Besar AS di Hanoi tidak segera menanggapi permintaan komentar melalui email.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top