AS, Korsel, Jepang Inisiatif Baru Hadapi Ancaman Siber Korut

Aktivitas Siber Korea Utara
Aktivitas Siber Korea Utara

Seoul | EGINDO.co – Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang telah menyetujui inisiatif baru untuk menanggapi ancaman Korea Utara di dunia maya, termasuk peluncuran satelit dan penyalahgunaan mata uang kripto, kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan pada Sabtu (9 Desember).

Penasihat keamanan nasional Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang bertemu di Seoul pada hari Sabtu ketika Pyongyang memperingatkan bahwa mereka akan mengerahkan lebih banyak satelit mata-mata.

Sullivan mengatakan pertemuan tersebut menindaklanjuti komitmen yang ditetapkan pada pertemuan puncak trilateral Camp David yang diselenggarakan oleh Presiden AS Joe Biden pada bulan Agustus, di mana para pemimpin ketiga sekutu tersebut berjanji untuk memperdalam kerja sama keamanan dan ekonomi.

Baca Juga :  Dashcam Mobil Dari Prespektif Undang-Undang ITE

“Kami juga telah meluncurkan inisiatif trilateral baru untuk melawan ancaman yang ditimbulkan oleh DPRK, mulai dari kejahatan dunia maya dan pencucian uang mata uang kripto hingga uji coba rudal balistik dan luar angkasa yang sembrono,” kata Sullivan kepada wartawan, merujuk pada Korea Utara dengan nama resminya, Partai Demokrat. Republik Rakyat Korea (DPRK).

Upaya terkoordinasi sekutu juga akan menargetkan potensi ancaman pemaksaan ekonomi, kata Sullivan, dan mereka telah menyelesaikan pekerjaan pada sistem peringatan dini rantai pasokan, yang disepakati di Camp David, dalam bidang mineral penting dan baterai yang dapat diisi ulang.

Pemerintahan Biden mengadakan pertemuan di Camp David dengan Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida untuk memproyeksikan persatuan dalam menghadapi meningkatnya kekuatan Tiongkok dan ancaman nuklir dari Korea Utara.

Baca Juga :  Gedung Putih Berencana Batasi Beberapa Investasi AS Di China

Media pemerintah Korea Utara mengatakan pada hari Sabtu bahwa Pyongyang bertekad untuk segera meluncurkan lebih banyak satelit mata-mata, dan menyebut pengembangan ruang angkasa sebagai bagian dari haknya untuk mempertahankan diri.

Setelah melakukan pembicaraan dengan Sullivan dan Takeo Akiba dari Jepang, penasihat keamanan nasional Korea Selatan Cho Tae-yong mengatakan ketiganya juga bertukar pikiran mengenai masalah Ukraina dan Timur Tengah.

Sullivan menambahkan bahwa mereka “terus membela perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan kebebasan navigasi di Laut Cina Timur dan Selatan”.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top