Seoul | EGINDO.co – Amerika Serikat, Korea Selatan dan Jepang mengadakan latihan pertahanan rudal angkatan laut gabungan pada hari Minggu (16/7) untuk melawan ancaman nuklir dan rudal Korea Utara yang terus berkembang, demikian ungkap Angkatan Laut Korea Selatan, beberapa hari setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik antarbenua (ICBM).
Korea Utara menembakkan rudal Hwasong-18 terbarunya, yang disebut Pyongyang sebagai inti dari kekuatan serangan nuklirnya, di lepas pantai timur pada hari Rabu (14/7), yang disebut sebagai “peringatan praktis yang kuat” bagi para musuh.
Latihan trilateral pada hari Minggu dilakukan di perairan internasional antara Korea Selatan dan Jepang, menyatukan kapal-kapal perusak yang dilengkapi dengan sistem radar Aegis dari ketiga negara, demikian ungkap angkatan laut.
Washington dan sekutu-sekutunya di Asia telah bekerja untuk meningkatkan sistem berbagi informasi tentang rudal Korea Utara. Korea Selatan dan Jepang secara independen terhubung dengan sistem radar AS tetapi tidak dengan sistem radar satu sama lain.
Latihan ini bertujuan untuk menguasai respons sekutu terhadap peluncuran rudal balistik Korea Utara dengan skenario yang menampilkan target virtual, demikian ungkap pihak militer.
“Kami akan secara efektif merespons ancaman nuklir dan rudal Korea Utara dengan sistem respons militer kami yang kuat dan kerja sama trilateral,” kata seorang perwira Angkatan Laut Korea Selatan.
Peluncuran ICBM Korut dikecam oleh AS, Korea Selatan, dan Jepang, meskipun Pyongyang menolak kecaman tersebut, dengan mengatakan bahwa itu adalah pelaksanaan haknya untuk mempertahankan diri.
Peluncuran terbaru ini menyusul keluhan sengit dari Korea Utara dalam beberapa hari terakhir, yang menuduh pesawat mata-mata Amerika terbang di atas perairan zona ekonomi eksklusifnya, mengutuk kunjungan kapal selam jelajah bertenaga nuklir Amerika Serikat ke Korea Selatan baru-baru ini dan bersumpah untuk mengambil langkah-langkah sebagai reaksinya.
Sumber : CNA/SL