AS gagalkan rencana pembunuhan separatis Sikh

PM Narendra Modi dan Presiden Joe Biden
PM Narendra Modi dan Presiden Joe Biden

New Delhi | EGINDO.co – Pihak berwenang AS menggagalkan rencana pembunuhan seorang separatis Sikh di Amerika Serikat dan mengeluarkan peringatan kepada India atas kekhawatiran pemerintah di New Delhi terlibat, Financial Times melaporkan pada Rabu (22 November), mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya.

Belum ada tanggapan segera dari Kementerian Luar Negeri India, atau Kedutaan Besar AS di New Delhi, atas permintaan komentar mengenai laporan tersebut.

Financial Times mengatakan bahwa sumber tersebut tidak mengatakan apakah protes ke India mengakibatkan rencana tersebut ditinggalkan oleh para pelaku, atau apakah rencana tersebut digagalkan oleh Biro Investigasi Federal (FBI).

Protes di New Delhi terjadi setelah Perdana Menteri India Narendra Modi diterima dalam kunjungan kenegaraan oleh Presiden Joe Biden pada bulan Juni, kata laporan itu.

Baca Juga :  Tak Masalahkan Difitnah,Presiden Khawatirkan 'Polusi Budaya'

Laporan ini muncul dua bulan setelah Kanada mengatakan ada tuduhan “kredibel” yang menghubungkan agen-agen India dengan pembunuhan seorang pemimpin separatis Sikh, Hardeep Singh Nijjar, di pinggiran kota Vancouver pada bulan Juni.

India telah menolak tuduhan Kanada

Selain peringatan diplomatik kepada India, jaksa federal AS juga telah mengajukan dakwaan tertutup terhadap setidaknya satu tersangka di pengadilan distrik New York, kata laporan FT.

Makalah tersebut mengidentifikasi Gurpatwant Singh Pannun sebagai target plot yang digagalkan.

Laporan FT mengatakan Pannun menolak untuk mengatakan apakah pihak berwenang AS telah memperingatkannya tentang rencana tersebut, namun mengutip pernyataannya yang mengatakan bahwa ia akan “membiarkan pemerintah AS menanggapi isu ancaman terhadap hidup saya di tanah Amerika dari para agen India”.

Baca Juga :  Kebersamaan Zelenskyy-Biden,Tapi Kelelahan Perang Mengancam

Pannun, seperti Nijjar, adalah pendukung tuntutan yang telah berlangsung selama beberapa dekade, tetapi sekarang menjadi tuntutan pinggiran untuk membentuk tanah air Sikh yang merdeka dari India bernama Khalistan.

Kanada bekerja sangat erat dengan Amerika Serikat dalam bidang intelijen bahwa agen-agen India berpotensi terlibat dalam pembunuhan Nijjar, kata sumber senior pemerintah Kanada kepada Reuters pada bulan September.

Laporan Financial Times menyebutkan bahwa AS berbagi rincian rencana yang gagal tersebut dengan kelompok sekutu yang lebih luas setelah tuduhan publik Kanada.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top