AS Akan Kenakan Tarif 200% Untuk Aluminium Dari Rusia

Tarif 200% Untuk Aluminium Dari Rusia
Tarif 200% Untuk Aluminium Dari Rusia

Washington | EGINDO.co – Amerika Serikat akan mengenakan tarif 200 persen untuk aluminium dan turunannya yang diproduksi di Rusia mulai 10 Maret, kata Gedung Putih pada Jumat (24 Februari), yang secara efektif merupakan larangan karena mengumumkan sanksi pada peringatan invasi Rusia ke Ukraina.

Amerika Serikat juga akan menerapkan tarif 200 persen untuk impor aluminium dari aluminium primer yang diproduksi di Rusia mulai 10 April.

Aluminium Rusia diproduksi oleh Rusal, yang menyumbang sekitar 6 persen dari pasokan global.

“Alcoa menyambut baik pengenaan tarif oleh pemerintah AS terhadap aluminium Rusia,” kata produsen aluminium AS itu. “Kami terus mengadvokasi sanksi sebagai cara paling efektif bagi pemerintah untuk mengambil tindakan terhadap Rusia dan menyamakan kedudukan bagi produsen AS.”

Baik logam Rusia maupun perusahaan yang memproduksinya tidak menjadi sasaran sanksi yang dikenakan pada beberapa perusahaan Rusia sebagai tanggapan atas pengiriman pasukan Rusia ke Ukraina tahun lalu.

Namun, pada tahun 2018, sanksi Departemen Keuangan AS terhadap Rusal membekukan sebagian besar ekspor perusahaan, melumpuhkan rantai pasokannya, dan menakuti pelanggan.

Sanksi tersebut juga memicu lonjakan harga aluminium di London Metal Exchange, yang pada Jumat mengabaikan berita tarif karena logam Rusia hanya menyumbang sebagian kecil dari impor aluminium AS.

Harga aluminium, yang penting untuk industri transportasi, pengemasan dan konstruksi, turun 2 persen menjadi US$8.727 per ton pada 1537 GMT. Sebelumnya mereka menyentuh $2.321,5, terendah sejak 9 Januari.

Impor aluminium dan paduan tidak tempa AS dari Rusia berjumlah 191.809 ton, atau sekitar 4,4 persen dari total lebih dari 4,4 juta ton tahun lalu, dibandingkan dengan 8,9 persen pada 2018 dan 14,6 persen pada 2017, menurut Trade Data Monitor.

Rusal menolak berkomentar saat dihubungi Reuters.

Analis mengatakan jika Rusia memutuskan untuk membalas tarif 200 persen pada aluminium, itu berpotensi membatasi ekspor nikel atau paladium.

Data Trade Data Monitor (TDM) menunjukkan bahwa hampir 11 persen dari 92.624 ton nikel yang diimpor oleh Amerika Serikat tahun lalu berasal dari Rusia dan pengiriman paladium Rusia, sebesar 20 ton, menyumbang hampir 35 persen impor AS.

Nikel sangat penting untuk industri kedirgantaraan dan baterai kendaraan listrik. Palladium, sementara itu, merupakan komponen kunci untuk autokatalis pada mobil berbahan bakar bensin.

Sumber : CNA/SL

Bagikan :
Scroll to Top