Jakarta|EGINDO.co Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat ke level 6.844 pada pembukaan perdagangan hari ini di Bursa Efek Indonesia, lebih tinggi dibandingkan dengan penutupan pada akhir pekan lalu yang tercatat di angka 6.815.
“IHSG melanjutkan tren kenaikan pada awal perdagangan bulan Mei 2025, naik 0,7% ke posisi 6.815,7. Selama tiga hari berturut-turut, terjadi aliran masuk modal asing yang totalnya hampir mencapai Rp300 miliar,” ujar Tim Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Senin (5/5/2025).
Menurut catatan Tim Mirae, kepemilikan asing di pasar Surat Berharga Negara (SBN) hingga tanggal 30 April 2025 mencapai Rp899,7 triliun, dengan aliran dana asing yang masuk melalui SBN pada bulan April sebesar Rp7,8 triliun.
“Imbal hasil SBN dengan tenor 10 tahun telah turun ke angka 6,88%, sementara premi Credit Default Swap (CDS) 5 tahun Indonesia juga mengalami penurunan di bawah 100 basis poin selama enam hari perdagangan terakhir,” tambah Tim Mirae Asset.
Akibatnya, nilai tukar rupiah pun cenderung menguat, ditutup pada Rp16.435 per dolar AS pada pekan lalu. Posisi tersebut merupakan yang terkuat sejak pertengahan Maret 2025.
Namun, Tim Mirae menilai bahwa penguatan IHSG, rupiah, serta penurunan imbal hasil SBN dan premi CDS Indonesia terjadi terlalu cepat. “Di tengah ketidakpastian ekonomi yang masih tinggi, baik global maupun domestik,” ujar mereka.
Sebagai informasi, premi Credit Default Swap (CDS) adalah kontrak derivatif yang memungkinkan investor untuk mengelola risiko gagal bayar, khususnya terkait instrumen keuangan seperti obligasi atau pinjaman.
Berdasarkan analisis mereka, meskipun kondisi pasar menunjukkan perbaikan, Tim Mirae merekomendasikan untuk melakukan profit taking sementara, karena level IHSG saat ini dinilai sudah terlalu tinggi.
Sumber: rri.co.id/Sn