APP Sinarmas Berkomitmen Menurunkan Emisi Karbon Di COP27

Menurunkan Emisi Karbon
Menurunkan Emisi Karbon

Jakarta | EGINDO.co – Asia Pulp & Paper (APP) Sinarmas menegaskan komitmen menurunkan emisi karbon di COP27. Satu hal yang ada di pikiran semua orang sepekan ini, aksi iklim. Dengan semakin banyaknya bencana terkait lingkungan yang terjadi di seluruh dunia, menjadi sangat jelas betapa pentingnya bagi kita semua untuk bertindak dalam memerangi perubahan iklim.

Sejak 6 November, para pemimpin di seluruh dunia telah berkumpul untuk berkumpul di Sharm El-Sheikh di Mesir untuk Konferensi Para Pihak UNFCCC (COP27) ke-27 untuk mempercepat tindakan tegas dalam mengatasi perubahan iklim.

Indonesia, seperti banyak negara lain, menyadari kebutuhan mendesak untuk mengambil tindakan iklim global kolektif dan telah merespons dengan menetapkan target nasional dan menerapkan strategi untuk memerangi perubahan iklim.

Untuk mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim, Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas berpartisipasi dalam COP27 dengan berbagi strategi mitigasi iklim melalui enam diskusi panel yang berbeda.

Berbagi lebih banyak tentang upaya APP yang sejalan dengan Kontribusi Nasional Indonesia, Chief Sustainability Officer APP, Elim Sritaba, berbicara selama tiga diskusi panel.

Baca Juga :  Eka Tjipta Foundation Dukung Revitalisasi 10 SMK di Jateng
Konferensi Para Pihak UNFCCC ke-27

Bersama dengan pembicara terkenal lainnya, Elim diundang sebagai pembicara tamu pada sesi panel “Pembiayaan dan Investasi untuk Pengelolaan Lahan Berkelanjutan Bebas Asap di ASEAN” di Paviliun Malaysia pada tanggal 8 November sebagaimana dilansir laman resmi APP Sinarmas kemarin yang dikutip EGINDO.co

Disebutkan dengan kebakaran hutan dan lahan di kawasan ASEAN yang memperburuk perubahan iklim, APP menerapkan pendekatan multi-stakeholder untuk merancang dan menerapkan Integrated Fire Management (IFM) pada tahun 2016.

Secara bersamaan, upaya APP diperkuat dengan program pemberdayaan masyarakat Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang telah membina dan membimbing 405 desa dalam mengelola lahan tanpa pembakaran dengan memahami konsep perlindungan hutan dan penerapan praktik berkelanjutan.

“Meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat akan mendorong masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar. Untuk itu, penguatan ekonomi terus kami lakukan, termasuk pemberdayaan kelompok perempuan di desa-desa tersebut,” kata Elim.

Dalam sesi panel lainnya bertajuk “Achieving Net Zero Emission: A High Call for Urgency from a Business Perspective” pada 9 November di Paviliun Indonesia, perlunya pelaku usaha bertransformasi menjalankan bisnis rendah karbon dan terlibat aktif dalam upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca disorot.

Baca Juga :  2 Warga Negara China Tewas Dalam Insiden Perahu Di Xiamen

Mengacu pada komitmen APP untuk mengurangi emisi karbon dan berkontribusi pada ekonomi global sirkular dengan memproduksi produk kertas secara bertanggung jawab dan berkelanjutan, Elim berbicara tentang bagaimana pabrik APP PT OKI Pulp and Paper telah mencapai peringkat “risiko rendah” untuk ESG untuk menunjukkan penggunaan energi mereka yang rendah. Ini dicapai melalui tiga elemen utama dekarbonisasi – efisiensi operasional dan peralatan, mengurangi penggunaan bahan bakar fosil di boiler listrik, dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil di tempat lain.

Dalam sesi panel terakhir, ”Dukungan Pelaku Usaha untuk Indonesia FOLU NET SINK 2030” pada 10 November, Elim menceritakan bagaimana pelaksanaan Integrated Sustainable Forest Management Plan (ISFMP) telah membantu APP untuk lebih mendukung target Pemerintah Indonesia untuk FOLU Net Sink 2030 dalam mencapai pengelolaan hutan lestari, tata kelola lingkungan, dan tata kelola karbon.

Baca Juga :  Biden Setuju Untuk Memberi Ukraina Rudal Jarak Jauh

Melalui DMPA, APP mampu mendorong masyarakat hutan untuk mengurangi ketergantungan mereka pada metode penebangan dan pembakaran lahan, yang pada gilirannya mengurangi jumlah kebakaran hutan dan lahan sekaligus meningkatkan kesejahteraan para petani peserta program.

“Kami percaya bahwa hutan di Indonesia memiliki berbagai potensi yang dapat bermanfaat tidak hanya bagi iklim dan satwa liar, tetapi juga bagi masyarakat luas. Kami akan mencari strategi terbaik untuk dapat menggali lebih jauh potensi yang terkandung di dalamnya, tidak hanya dalam bisnis pemanfaatan kayu, tetapi juga peluang dalam pemanfaatan jasa lingkungan untuk pemulihan ekosistem. Upaya tersebut akan dilakukan dalam koridor Kebijakan Konservasi Hutan dan prinsip-prinsip Pengelolaan Hutan Lestari, yang tentunya membutuhkan kerjasama dan kolaborasi dengan pemangku kepentingan lainnya. Inilah cara kami memenuhi komitmen 2030 kami, dengan semua pemangku kepentingan – pemerintah, masyarakat, dan bisnis sektor swasta – bersatu dalam satu arah,” Elim menjelaskan.

Dengan satu minggu tersisa dari COP27, kami berharap dapat melihat bagaimana COP27 terus memungkinkan diskusi terbuka tentang inovasi, transisi energi, upaya dekarbonisasi, keuangan, dan banyak lagi.@

App/fd/timEGINDO.co

Bagikan :