Jakarta | EGINDO.co – Asia Pulp & paper (APP) Sinarmas gunakan teknologi mutakhir untuk menyediakan sistem peringatan dini hampir real-time yang memungkinkannya mengambil tindakan tepat waktu pada gangguan hutan yang terdeteksi, untuk meminimalkan atau mengurangi dampak negatif dan menerapkan tindakan korektif.
Demikian dilansir pada laman resmi APP Sinarmas yang dikutip EGINDO.co Minggu  (21/8/2022) hari ini.
Disebutkan APP Sinarmas juga menjalin kemitraan dengan MDA, penyedia pengawasan dan intelijen satelit, untuk memantau dan memberikan peringatan melalui Forest Alert Service (FAS) yang mencakup 38 pemasok kayu pulp APP di pulau Kalimantan dan Sumatera.
Aktivitas menggunakan satelit RADARSAT-2 MDA yang memiliki kapasitas pencitraan tertinggi di dunia dan jejak pencitraan yang cukup untuk mengambil gambar lebih dari 500 juta kilometer persegi setiap bulan.
Dari menggunakan teknologi mutakhir APP Sinarmas dapat menangkap gangguan hutan hingga beberapa pohon dan secara proaktif mengatasi perubahan tutupan hutan di hampir real- waktu.
Secara rutin dalam dua hari kerja pencitraan, APP menerima peringatan vektor gangguan hutan di mana saja di dalam area yang dipantau. Dengan menggabungkan peringatan yang hampir real-time dengan informasi internal lainnya.
Akhirnya Tim APP Sinarmas dapat menentukan dan menerapkan langkah-langkah yang diperlukan dan ditargetkan untuk mengurangi ancaman terhadap perkebunan pemasoknya dan mengatasi risiko lingkungan yang terkait dengan pembukaan hutan ilegal, yang menghasilkan kerugian yang signifikan.
Disamping itu dapat mengurangi degradasi hutan dari rata-rata antara 5-6% pada tahun 2013-2015 menjadi di bawah 1% di seluruh area konsesinya seluas 600.000 lebih hektar. Tindakan tersebut telah membantu APP mencapai 55% penggunaan energi terbarukan di pabrik – pabrik OKI di Sumatera Selatan saat ini menggunakan 95% energi terbarukan dari biomassa.
Hal itu telah mengurangi ketergantungan pada batu bara dan membuat kemajuan yang stabil menuju tujuannya yaitu pengurangan emisi karbon sebesar 30% dengan 2030. Disebutkan cairan hitam, produk sampingan yang kaya lignin dari proses ekstraksi serat dari kayu, menyediakan sumber energi biomassa yang melimpah untuk pabrik pulp dan memainkan peran yang semakin meningkat di pabrik APP karena meningkatkan penggunaan energi terbarukan.
Penggantian cairan hitam untuk bahan bakar fosil seperti batu bara membantu mencegah emisi GRK karena dianggap netral karbon. Memang, masa depan minuman keras hitam terlihat sangat cerah karena Badan Energi Internasional menganggapnya sebagai bahan bakar terpenting kelima di bumi.@
App/TimEGINDO.co