APKI: 2024 Momentum Pertumbuhan Kinerja Industri Kertas

Industri kertas
Industri kertas

Jakarta | EGINDO.co – Tahun 2024 menjadi momentum pertumbuhan dan perbaikan kinerja industri kertas yang sempat melambat pada akhir tahun 2022, dimana pada tahun 2024 adanya kontestasi politik. Hal ini penilaian dari Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) bahwa adanya kontestasi politik pada 2024 menjadi momentum pertumbuhan dan perbaikan kinerja industri kertas.

Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida mengatakan, Pemilu 2024 menjadi peluang untuk meningkatkan produktivitas dan perbaikan keuangan emiten industri kertas secara langsung.

Menurutnya, industri kertas di Indonesia sempat melambat pada akhir tahun 2022 dimana menurut data Badan Pusat Statiktik (BPS) menunjukkan industri kertas telah mencatat produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan (ADHK) senilai Rp21,04 triliun pada kuartal II/2023 atau naik 4,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sebelumnya, pertumbuhan kinerja industri kertas sempat melambat pada kuartal IV/2022, setelah mencetak rekor pertumbuhan tertinggi pascapandemi sebesar 6,58% pada kuartal III/2023.

Baca Juga :  AS Tembak Jatuh Balon China Merusak Hubungan Negara

Kata Ketua Umum Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) Liana Bratasida ada beberapa emiten produsen kertas melaporkan penurunan laba bersih hingga kuartal III/2023, maka pada momentum 2024 dianggap peluang besar bagi industri kertas untuk memperbaiki kinerjanya.

Liana melihat adanya kemungkinan pada tahun politik akan membawa berkat bagi industry kertas di dalam negeri. Dalam menghadapi Pemilu 2024 katanya industri kertas telah memperhitungkan potensi peningkatan permintaan kertas, khususnya terkait dengan pesanan kampanye, promosi, dan kebutuhan administratif.

Diproyeksikan pertumbuhan permintaan kertas selama Pemilu 2024 akan meningkat karena disebabkan adanya kebutuhan material kampanye dan pemenangan dalam pesta demokrasi dan bisa jadi permintaan kertas pada Pemilu 2024 akan lebih tinggi dibandingkan pada Pemilu 2019 lalu.

Diakuinya para pelaku industri kertas secara prinsip telah mengantisipasi hal tersebut dan hal itu positif bagi industri kertas untuk tetap adaptif dan berkontribusi positif pada pertumbuhan ekonomi nasional maka para pelaku industri kertas telah mempersiapkan langkah-langkah konkret, teruji dalam menghadapi pemilu tahun 2024 mendatang.

Baca Juga :  Seorang Oknum Polisi Di Medan Divonis Mati

Langkah konkret dan teruji para pelaku industri kertas menghadapi Pemilu 2024 dalam segala hal termasuk langkah pemastian pasokan bahan baku yang stabil dan peningkatan efisiensi dalam proses produksi. Dalam menghadapi Pemilu 2024, industri kertas telah memperhitungkan potensi peningkatan permintaan kertas, khususnya terkait dengan pesanan kampanye, promosi, dan kebutuhan administratif.  Aktivitas kampanye yang meningkat diharapkan menjadi pendorong utama pertumbuhan kinerja industri kertas.

Industri pulp dan kertas misalnya dari emiten kertas grup Sinarmas yakni emiten INKP dan TKIM dimana seperti yang diketahui emiten produsen kertas, PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk (INKP) dan PT Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk (TKIM) yang membukukan penurunan laba bersih hingga kuartal III-2023. Secara rinci pada Per 30 September 2023, laba bersih INKP turun hingga 50% menjadi US$ 320,88 juta. Jika dibandingkan periode yang sama sebelumnya, laba bersih INKP sebesar US$ 647,18 juta. Turunnya laba bersih INKP disebabkan oleh pendapatan sebesar 10% menjadi US$ 2,68 miliar padakuartal III-2023. Pada kuartal III-2022, pendapatan INKP sebesar US$ 2,99 miliar.

Baca Juga :  Triwulan, Emiten Kertas Sinarmas, Indah Kiat Tumbuh Pesat

Begitu juga dengan TKIM yang membukukan penurunan laba bersih 61,15% menjadi US$ 134,08 juta hingga kuartal III-2023. Pada periode yang sama tahun sebelumnya, laba bersih TKIM sebesar US$ 345,18 juta. Pendapatan bersih TKIM juga menyusut sebanyak 8,21%, per 30 September 2023, pendapatan bersih TKIM sebesar US$ 812,63 juta. Pada kuartal III-2022, TKIM membukukan pendapatan bersih sebesar US$ 885,38 juta.

Adanya pesta demokrasi membuat emiten grup Sinarmas, INKP dan TKIM yang saat ini dinilai undervalued atau murah, dengan Price to Earning Ratio (PER) masing-masing sebesar 2,95 kali dan 3,04 kali, lebih rendah dibandingkan rata-rata PER selama 5 tahunnya di 8,38 kali dan 12,45 kali telah mengantisipasi adanya permintaan kertas yang meningkat.@

Bs/timEGINDO.co

 

Bagikan :
Scroll to Top