Medan | EGINDO.com – Apa komitmen para bupati di kawasan Danau Toba Provinsi Sumatera utara (Sumut), para jurnalis pun melakukan safari mengelilingi Danau Toba. Safari Jurnalis Keliling Danau Toba bersama Forum Peduli Danau Toba untuk mengetahui Komitmen 8 Calon-calon KDH se-KDT (Kawasan Danau Toba) dan Calon-calon Gubernur Sumut menyangkut Ekosistem, Rakyat dan Budaya di Danau Toba, dilaksanakan pada 10 Oktober hingga 19 Oktober 2024 mendatang.
Koordinater Safarinya, Efendy Naibaho kepada wartawan mengatakan safari itu terkait Pilkada Serentak se-Indonesia yang sedang berproses dan bergulir terus dengan berbagai dinamikanya. Di Sumatera Utara, ada 33 kabupaten kota yang akan melakukan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerahnya. Khusus di Kawasan Danau Toba, ada 8 kepala daerah di sekelilingnya yang akan dipilih dan akan menjadi bupati dan wakil bupati masing – masing di Samosir, Humbang Hasundutan, Tapanuli Utara, Toba, Simalungun, Karo, Dairi dan Pakpak Bharat. “Apa komitmen para calon kepala daerah dan wakil kepala daerah itu terhadap Danau Toba setelah nantinya meraih kemenangan dan menjabat bupati dan wakil bupati selama 5 tahun periodenya? Persisnya pada 2024 – 2029,” kata Efendy Naibaho, Ketua Forum Peduli Danau Toba mempertanyakan.
Untuk itu, Tim Jurnalis yang terdiri dari berbagai media, bersama aktifis lingkungan, pengamat, akademisi, gerejawi yang bergabung di dalam Forum Peduli Danau Toba, akan melakukan Safari Jurnalis Keliling Danau Toba meminta komentar para calon yang akan bertarung, apa komitmennya terhadap Danau Toba setelah terpilih dan dilantik sebagai bupati dan wakil bupati di kawasan Danau Toba.
Hal itu penting kata Efendy Naibaho sebab Danau Toba adalah aset yang tidak ada duanya di dunia maka apa komitmenya mulai dari pemeliharaan pantai di wilayah kerja masing-masing, ekosistem, emisi, kepadatan penduduk dan lainnya.
Danau Toba seperti dikutip dari Wikipedia, Danau Toba atauTao Toba atau Toba Lake adalah danau alami berukuran besar di Sumatera Utara, Indonesia, di Kaldera Gunung supervulkan. Danau memiliki panjang 100 kilometer (62 mil), lebar 30 kilometer (19 mi), dan kedalaman 508 meter (1.667 ft). Danau ini terletak di tengah Pulau Sumatera bagian utara dengan ketinggian permukaan sekitar 900 meter (2.953 ft). Danau ini membentang dari 2.88°N 98.52°E sampai 2.35°N 99.1°E. Danau Toba adalah danau terbesar di Indonesia sekaligus danau vulkanik terbesar di dunia. Danau Toba terbentuk sebagai akibat dari letusan gunung berapi super masif berkekuatan VEI 8 sekitar 69.000 sampai 77.000 tahun yang lalu yang memicu perubahan iklim global. Metode penanggalan terkini yang berakurat menetapkan letusan tersebut terjadi sekitar 74.000 tahun yang lalu. Letusan merupakan letusan eksplosif terbesar di Bumi dalam 25 juta tahun terakhir. Menurut teori bencana Toba, letusan ini berdampak besar bagi populasi manusia di seluruh dunia; dampak letusan menewaskan sebagian besar manusia yang hidup waktu itu dan diyakini menyebabkan penyusutan populasi di Afrika Timur-Tengah dan India sehingga memengaruhi genetika populasi manusia di seluruh dunia sampai sekarang.

Para ilmuwan sepakat bahwa letusan Toba memicu musim dingin vulkanik yang menyebabkan jatuhnya suhu dunia antara 3 hingga 5 °C (5,4 hingga 9,0 °F), dan hingga 15 °C (27 °F) di daerah lintang atas. Penelitian lanjutan di Danau Malawi, Afrika Timur, menemukan endapan debu letusan Toba, tetapi tidak menemukan bukti perubahan iklim besar di Afrika Timur.
Geologi Kompleks kaldera Toba di Sumatera Utara merupakan bagian dari Pegunungan Bukit Barisan. Kaldera Toba merupakan kaldera dengan letusan terbaru dari zaman kuarter dengan ukuran panjang 100 km dan lebar 30 km serta merupakan kaldera termuda keempat di dunia. Diperkirakan terdapat 2.800 km3 material piroklastik dense-rock equivalent (DRE) yang dikenal sebagai tuff Toba Termuda (Youngest Toba Tuff, YTT) dan dikeluarkan lewat sebuah letusan yang menjadi salah satu letusan gunung api terbesar dalam sejarah geologi Bumi baru-baru ini. Dua buah setengah kubah kebangkitan muncul setelah letusan yang kini menjadi Pulau Samosir dan Blok Uluan, dipisahkan oleh sebuah graben membujur yang menjadi Selat Latung. Setidaknya terdapat empat kerucut vulkanik, empat gunung api strato, dan tiga kawah yang dapat diamati di dan di sekitar Danau Toba.
Salah satu kerucut yaitu Kerucut Tanduk benua terletak di sisi barat laut kaldera dan hanya ditumbuhi oleh vegetasi berkepadatan rendah yang menunjukkan bahwa peristiwa pembentukannya relatif baru. Di sebelah barat danau, terdapat Dolok Pusubukit masih aktif mengeluarkan solfatara. Erupsi Toba terjadi di atas tempat yang sekarang disebut Danau Toba sekitar 73.700±300 tahun yang lalu. Letusan ini merupakan letusan terakhir dari serangkaian setidaknya empat letusan pembentuk kaldera di lokasi ini, dengan kaldera yang terbentuk sebelumnya diketahui terjadi sekitar 1,2 juta tahun yang lalu.
Kejadian itu menyebabkan kematian massal dan kepunahan pada beberapa spesies makhluk hidup. Menurut beberapa bukti DNA, letusan ini juga menyusutkan jumlah manusia sampai sekitar 60% dari jumlah populasi manusia bumi saat itu, yaitu sekitar 60 juta manusia. Letusan itu juga ikut menyebabkan terjadinya zaman es, walaupun para ahli masih memperdebatkannya. Setelah letusan tersebut, terbentuk kaldera yang kemudian terisi oleh air dan menjadi yang sekarang dikenal sebagai Danau Toba. Tekanan ke atas oleh magma yang belum keluar menyebabkan munculnya Pulau Samosir.
“Terkait dengan itulah kami, para jurnalis, aktifis. pengamat, akademisi yang konsern dengan kelestarian alam l ekosistem dan rakyat l membuat program peliputan kondisi pesisir seluruh pantainya untuk disampaikan kepada para paslon. Tujuannya untuk memperolah gambaran kepedulian para paslon sekaligus meminta program realistis dari para paslon terkait pembangunan. pelestarian pantai. Yang terpenting juga adalah usulan agar Danau Toba dikelola dengan undang-undang, dengan RUU Otorita Danau Toba,” kata Naibaho.
Adapun start finish Safari Jurnalistik itu: Pangururan Samosir l dengan rute Pangururan – Doloksanggul Humbang Hasundutan – Tarutung Taput – Balige Toba – Parapat – Siantar Simalungun – Kabanjahe Karo – Sidikalang Dairi dan Salak Pakpak Bharat l serta Medan menemui calon – calon Gubsu. “Kita liput pantai sepanjang Danau Toba tersebut. Kita wawancarai rakyat seputar, tokoh dan bupati di kawasan tersebut dan para calon bupati, apa komitmennya terhadap Danau Toba jika terpilih nantinya di 2024 – 2029 baik ekosistem dan rakyatnya serta budayanya terutama utk Hari Ulos 17 Oktober #saveTheTao,” katanya.
Peserta safari, Efendy Naibaho l formatnews.id l Forum Peduli Danau Toba, is l jpn, Ken MetroTV l se-KDT, Bangun Simanjuntak l Pengamat l Medan – Tapanuli. Telly Marbun / Calon Duta Danau Toba l, Ganda Sirait/ Aktifis l Jakarta, Pahala Napitupulu l Aktifis Buruh, Edward Pakpahan l Akademisi l Medan, Erris Napitupulu l Jurnalis, Raja Hasoge Panjaitan l Aktivis l Siantar, Marolop Hutagaol l Gerejawi l Siborong – borong l Taput dan Sipa Munthe l Jurnalis l Medan.
Sementara itu bakal calon-calon Bupati 2024 se-Kawasan Danau Toba: 1 Samosir 1.1 Vandiko T Gultom – Ariston Sidauruk. 1.2 Freddy Situmorang – Andreas Simbolon 2 Humbang Hasundutan 2.1 Birma Sinaga – Erwin Princen Banggas Sihite 2.2. Hendri Tumur – Yanto Sihotang 2.3 Oloan Paniaran Nababan – Junita Marbun 2.4 Irwan Simamora – Sadar Sinaga 3 Taput 3.1. Satika Simamora – Sarlandy Hutabarat 3.2. Jonius Taripar Parsaoran Hutabarat – Deni Parlindungan Lbn Toruan 4 Toba 4.1 Poltak Sitorus – Anugerah Naiborhu 4.2 Robinsoin Sitorus – Tonny Simanjuntak 4.3 Effendi Napitupulu – Audi Murphy Sitorus. 5 Simalungun 5.1 Radiapoh Sinaga – Azi Pratama Pangaribuan 5.2 Anton Achmad Saragih – Benny Gusman Sinaga. 6 Karo 6.1 Abetnego Tarigan – Edy Suranta Bukit 6.2 Antonius Ginting – Komando Tarigan 6.3 Tino Sinuraya – Onasis Sitepu 7 Dairi 7.1 David Tambunan – Dedy Matondang 7.2 Edy Keleng Berutu -Depriwanto 7.3 Danjir Nababan – Azhar Bintang 7.4 Rimso Maruli Sinaga – Barita Sihite 7.5 Vickner Sinaga – Wahyu Daniel Sagala. 8 Pakpak Bharat 8.1 Franc Benhard Tumanggor – Mutsyuhito Solin. Calon Gubernur Sumatera Utara 1 Bobby Nasution – Surya dan 2 Edy Rahmayadi – Hasan Sagala.@
Rel/timEGINDO.com