Jakarta|EGINDO.co Pemerhati Masalah Transportasi dan Hukum Budiyanto mengatakan, sangat sering terjadi antrian truk muatan barang menuju akses terminal Contener di pelabuhan Tanjung Periok akibat dari error atau rusaknya jaringan pelayanan peti kemas. Akibat dari kerusakan tersebut pelayanan jasa peti kemas dilaksanakan dengan cara – cara manual.
Lanjutnya, lamanya waktu pelayanan karena menggunakan cara manual berakibat pada antrian truk yang cukup panjang dari Terminal – akses masuk sampai mengular ke jalan raya yang tentunya berakibat pada terganggunya kinerja lalu lintas di jalan.
Banyak variabel yang mempengaruhi, antara lain:
1.Truk yang akan memuat barang diperlukan ” bon muatan ”
2.Truk yang akan mengirim barang diperlukan tiket masuk .
3.Jumlah truk dalam waktu yang bersamaan tidak sebanding dengan kapasitas tampung ( terminal ).

Dikatakan Budiyanto, pada saat terjadi error atau kerusakan pada jaringan jasa pelayanan peti kemas, cara kerja manual sangat tidak efisien karena banyak waktu terbuang dan menurunnya penghasilan para pengusaha dibidang transportasi dan awaknya. Pada saat pelayanan tidak ada gangguan sistem, para sopir dapat mengangkut 2 kali/ rit namun dengan adanya gangguan sistem hanya bisa mengangkut 1 kali/ rit.
Mantan Kasubdit Bun Gakkum Polda Metro Jaya AKBP (P) Budiyanto menjelaskan, dari aspek lalu lintas tentunya dengan adanya antrian yang panjang berdampak pada kinerja lalu lintas di jalan yang terkkoneksi dengan akses tersebut. Kejadian error pada jaringan pelayanan peti kemas sering terjadi, dan barang tentu sangat disayangkan atau dikeluhkan oleh para Pengusaha transportasi dan awaknya sehingga perlu evaluasi dan perbaikan terhadap sistem tersebut.
Dengan seringnya ada gangguan tersebut pasti tidak efisien dari aspek pelayanan, dan sangat merugikan banyak pihak termasuk dampak kemacetan lalu lintas. “Perlu ada perbaikan dan penambahan areal parkir kendaraan didalam sehingga kapasitasnya bisa ditingkatkan,”tegas Budiyanto.
@Sadarudin