Jakarta | EGINDO.co -Pemerhati masalah transportasi dan hukum Budiyanto mengatakan, Aksi tindak kriminal yang menargetkan pengendara motor kini sudah banyak terjadi di berbagai daerah. Para pelaku aksi kejahatan tersebut pun banyak yang nekad dan melakukannya di siang bolong. Biasanya korban dirampok seluruh harta bendanya, namun tak jarang juga sampai meregang nyawa.
Belum lama ini masyarakat dikejutkan adannya kejadian pengendara Sepeda yang di Begal di wilayah Kranggan Jakarta – Timur. Korban ternyata oknum anggota Polri, dan pelakunya anak – anak berusia dibawah umur,ujarnya.
Situasi ini cukup memprihatinkan anak- anak remaja yang ingin mencari jati diri kebablasan dan terjerumus pada tindakan atau perbuatan yang melanggar hukum (Kejahatan). Mereka melakukan kejahatan begitu beraninya tidak memperhitungkan atau tanpa memperhatikan siapa korbannya. Setelah pelakunya ditangkap baru timbul penyesalan dan saling menyalahkan,kata Budiyanto.
Menjadi tanggung jawab kita semua untuk melakukan pengawasan dan edukasi kepada anak – anak kita dan keluarga untuk dapat mengarahkan kepada kegiatan – kegiatan positip. Lalai melakukan pengawasan dan mendidik anak- anak, kemudian ditambah dengan pengaruh lingkungan yang kurang baik tidak menutup kemungkinan akan terjerumus pada perbuatan yang melanggar hukum.”tegasnya.
Contoh yang belum, ini terjadi pelaku dari begal ( street crime ) di Kranggan Jakarta Timur melibatkan anak – anak dibawah umur. Untuk antisipasi dan mencegah tindakan serupa ( street crime), diminta untuk para pengendara sepeda motor terutama malam hari dan melewati jalan gelap atau kurang penerangan diminta untuk tidak sendiri, diusahakan dalam kelompok – kelompok atau minimal tidak sendirian atau budy sistem,”ungkapnya.
Dikatakan Budiyanto, apabila kita berkendara secara berkelompok secara tidak ingat langsung sudah membangun situasi preventif / pencegahan, para penjahat yang akan melakukan aksinya minimal berhitung 2 ( dua ) kali. Ingat bahwa Kejahatan muncul karena bertemunya niat dan kesempatan. Pada saat kelompok penjahat berhadapan atau bertemu dengan pengendara sepeda motor, kemudian niat muncul, dalam situasi seperti ini kesempatan sangat besar dan kejahatan sangat mungkin terjadi.
Ia katakan, apabila pengendara dalam kelompok- kelompok, penjahat yang memiliki niat untuk melakukan kejahatan, dengan melihat jumlah pemotor yang banyak, penjahat kesempatannya sangat kecil sehingga kejahatan tidak terjadi. Pengendara sepeda motor apabila melihat hal- hal yang mencurigakan diusahakan untuk berhenti ditempat – tempat ramai, dan apabila situasi memungkinkan melaporkan kepada aparat keamanan terdekat.
“Petugas yang bertanggung jawab dibidang keamanan dapat melakukan langkah- langkah preventif dengan cara melakukan penghargaan dan patroli pada lokasi, dan jam- rawan terjadinya kejahatan ( street crime ). Lakukan kerjasama dengan bentuk – bentuk Pam swakarsa yang sudah terbentuk dan berada dibawah pembinaan Polri ( Satpam, Pokdar kamtibmas dan bentuk-bentuk pam swakarsa lainnya.Gunakan teknologi untuk membangun Panic button yang didukung teknologi,”jelasnya.
“Panic button dapat diakses melalui aplikasi yang terkoneksi dengan kantor Polisi terdekat. Dan dengan sinyal bahaya yang dapat terdeteksi di control room, pihak petugas aksn cepat antisipasi terhadap kejadian tersebut. Bagi pengendara Sepeda motor terutama malam hari untuk tetap waspada dan diusahakan jangan sendirian,”tutup AKBP (P) Budiyanto SSOS.MH.” selaku pemerhati masalah transportasi.@Sn