Bangkok | EGINDO.co – Thailand berencana untuk membeli selusin jet tempur Gripen JAS 39 yang dibuat oleh SAAB Swedia selama 10 tahun untuk menggantikan armada tua yang sebagian besar merupakan pesawat AS, kata kepala angkatan udara pada hari Rabu (4 Juni), dua tahun setelah Washington menolak permintaannya untuk membeli F-35.
Thailand memiliki salah satu angkatan udara dengan perlengkapan terbaik di Asia Tenggara, dengan 11 jet JAS 39 Gripen dan puluhan pesawat F-16 dan F-5 Amerika, beberapa di antaranya telah beroperasi sejak akhir 1980-an.
Anggaran untuk tahap pengadaan pertama dari tahun 2025 hingga 2029 adalah 19,5 miliar baht (US$596 juta) untuk empat jet Gripen, kata Kepala Angkatan Udara Marsekal Punpakdee Pattanakul. Angkatan udara, yang tahun lalu mengatakan ingin membeli lebih banyak jet Swedia, mengatakan akan mengirimkan rencana tersebut ke kabinet untuk disetujui bulan depan. Jika disetujui, kontrak tersebut diharapkan akan ditandatangani pada bulan Agustus.
“Kami menyambut baik keputusan Angkatan Udara Kerajaan Thailand untuk memilih Gripen E/F sebagai jet tempur masa depannya dan menantikan langkah selanjutnya dalam proses pengadaan ini,” kata CEO SAAB Micael Johansson dalam sebuah pernyataan.
“Gripen E/F adalah solusi terbaik untuk menyediakan kekuatan udara independen bagi Thailand di masa depan yang akan memberikan kontribusi signifikan bagi keselamatan dan keamanan negara,” katanya.
Perusahaan Swedia itu mengatakan belum menandatangani kontrak atau menerima pesanan pasti.
Thailand, yang memiliki sejarah panjang kerja sama militer dengan Amerika Serikat dan ditetapkan sebagai Sekutu Utama Non-NATO oleh Washington pada tahun 2023, awalnya menginginkan sebanyak delapan jet siluman Lockheed Martin F-35, yang termasuk di antara pesawat tempur tercanggih di dunia.
Namun, Amerika Serikat pada tahun 2023 menolak untuk menjualnya karena apa yang dikatakan Bangkok adalah masalah dengan pelatihan dan persyaratan teknis termasuk kompatibilitas perawatan.
F-35 dianggap sebagai ekspor sensitif yang hanya dijual kepada sekutu terdekat Amerika Serikat, yang di Indo-Pasifik meliputi Australia, Jepang, Korea Selatan, dan Singapura.
Sumber : CNA/SL