Jakarta | EGINDO.co – Perspektif pasar menurut Angella Lin dari Taiwan tentang Konsumen yang mendorong kebutuhan untuk operasi berkelanjutan. Dengan populasi 24 juta orang, lebih dari 60 persen wilayah Taiwan adalah areal hutan. Ini artinya Taiwan memiliki hutan dua kali lebih banyak dari Norwegia dan lima kali lebih banyak dari Inggris sebagai persentase dari total luas lahan.
Hal itu dikatakan Angella Lin, penduduk asli Taiwan, bergabung dengan APP Taiwan pada tahun 2012 sebagai Kepala Humas dan mengenal baik lika liku bisnis yang dilansir pada laman resmi APP Sinarmas yang dikutip EGINDO.co Sabtu (4/2/2023) hari ini.
Disebutkan saat ini Angella memegang jabatan Direktur Keberlanjutan dan Pelibatan Pemangku Kepentingan, dan portofolionya juga mencakup urusan publik.
“Melestarikan hutan dan memastikan kelestarian lingkungan adalah bagian penting dari kebijakan pemerintah dan tanggung jawab perusahaan. Warga Taiwan pun sudah terbiasa dengan keindahan alam dan memiliki tingkat kesadaran yang tinggi untuk kelestarian,” katanya.
Asia Pulp & Paper (APP) Sinarmas, yang telah berada di Taiwan sejak tahun 1997, menyadari perannya dalam mendukung pelestarian warisan hijau dan ingin memainkan peran utama dalam mendorong produksi yang berkelanjutan melalui operasi dan produknya.
“Pemerintah, industri, dan konsumen bekerja keras untuk mempertahankan kehijauan pulau ini dengan menganjurkan gaya hidup hijau dan berkontribusi pada upaya mitigasi dan adaptasi iklim,” katanya menjelaskan.
Dia menambahkan bahwa selain kesadaran konsumen yang kuat untuk membeli produk ramah lingkungan, peraturan pemerintah juga mendorong permintaan akan produk yang lebih berkelanjutan. Misalnya, untuk mengurangi penggunaan plastik, pemerintah menetapkan pembatasan produksi dan distribusi tas belanja plastik, serta peralatan makan dan wadah makanan sekali pakai mulai tahun 2020, dengan tujuan pelarangan barang-barang tersebut pada tahun 2030. Kebijakan akan diperluas ke kemasan plastik dari belanja online pada Juli 2023.
Di bidang iklim, Taiwan ingin meningkatkan kontribusi energi terbarukan dalam bauran energinya menjadi 20 persen pada tahun 2025, dan mencapai net-zero pada tahun 2050. Sedikit demi sedikit, pemerintah setempat menerapkan kebijakan dan peraturan yang lebih ketat, sehingga penting bagi bisnis untuk mematuhi undang-undang tersebut dan bertindak cepat untuk memanfaatkan peluang yang diciptakan oleh arah gaya hidup pro-iklim dan hijau.
Bahkan untuk kertas katanya, perusahaan seperti APP perlu mengembangkan produk yang inovatif dan ramah lingkungan, di mana permintaan untuk beberapa produk seperti kertas fotokopi dan kertas kado menurun, sementara yang terbuat dari kertas daur ulang mengalami peningkatan.
“APP adalah perusahaan kertas pertama yang meluncurkan Kebijakan Konservasi Hutan (FCP) pada tahun 2013 dan kami mengadakan acara di Taiwan untuk menyampaikan informasi FCP kepada para pemangku kepentingan. Kami terus melibatkan pemangku kepentingan untuk berbagi kemajuan FCP dan kami melangkah lebih jauh dengan memperkenalkan Foopak Bio Natura, bahan kemasan inovatif yang serbaguna dan bebas plastik. Saya juga bangga bahwa empat operasi kami di Taiwan bersertifikat PEFC-CoC. Ini menunjukkan kami sangat serius memastikan operasi dan produk kami berkelanjutan,” katanya menandaskan.
Ditambahkannya, Foopak Bio Natura adalah salah satu produk berbasis kertas paling berkelanjutan di pasaran saat ini dan menunjukkan investasi dan komitmen APP terhadap bisnis berkelanjutan, kertas salinan daur ulang Copy Mate juga menerima label ramah lingkungan GREEN Mark di Taiwan. Selain produk-produk tersebut, APP Taiwan juga membawa berbagai produk termasuk SinarVanda, SinarPlex, Paperline, IK, PLC, dan Hi-Pock.@
App/fd/timEGINDO.co